Model, Pola dan Sistem Pendidikan di Indonesia dengan negara Finlandia
Oleh : Dr. Basa Alim Tualeka, MSi
(Pengamat dan Ahli Kebijakan Publik)
A. Sistem Pendidikan Indonesia
Portal Suara Academia: Sistem pendidikan formal di Indonesia terdiri dari beberapa tingkatan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Setiap tingkatan memiliki durasi tertentu dan materi pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan siswa. Berikut adalah rincian periodesasi, lama pendidikan, proses sistem pendidikan, dan materi pendidikan sesuai tingkatan dari SD sampai perguruan tinggi di Indonesia:
Pendidikan Dasar (SD)
Lama Pendidikan: 6 tahun (Kelas 1-6)
Usia: 6-12 tahun
Proses Sistem Pendidikan:
- Pendidikan dasar dimulai dari Kelas 1 hingga Kelas 6.
- Kurikulum Nasional yang digunakan adalah Kurikulum 2013 (K13) atau Kurikulum Merdeka.
Materi Pendidikan:
- Kelas 1-3: Fokus pada pengembangan dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (calistung), serta pengenalan dasar-dasar ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, agama, seni, dan pendidikan jasmani.
- Kelas 4-6: Materi lebih kompleks dengan penekanan pada mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), Agama, Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani.
Pendidikan Menengah Pertama (SMP)
Lama Pendidikan: 3 tahun (Kelas 7-9)
Usia: 13-15 tahun
Proses Sistem Pendidikan:
- Pendidikan menengah pertama terdiri dari Kelas 7 hingga Kelas 9.
- Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 (K13) atau Kurikulum Merdeka.
Materi Pendidikan:
- Mata pelajaran utama mencakup Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, PKN, Agama, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan prakarya.
- Siswa mulai diperkenalkan dengan pelajaran yang lebih spesifik dan mendalam.
Pendidikan Menengah Atas (SMA) / Kejuruan (SMK)
Lama Pendidikan: 3 tahun (Kelas 10-12)
Usia: 16-18 tahun
Proses Sistem Pendidikan:
- Pendidikan menengah atas terdiri dari Kelas 10 hingga Kelas 12.
- Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 (K13) atau Kurikulum Merdeka.
- SMA menawarkan program studi IPA, IPS, dan Bahasa, sementara SMK menawarkan berbagai program kejuruan sesuai dengan bidang keahlian.
Materi Pendidikan:
- SMA IPA: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PKN, Agama, Sejarah, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani.
- SMA IPS: Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PKN, Agama, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani.
- SMK: Materi kejuruan sesuai dengan bidang keahlian seperti teknik, pariwisata, akuntansi, dan lain-lain, ditambah dengan mata pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PKN, Agama.
Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi)
Lama Pendidikan:
- Diploma (D3): 3 tahun
- Sarjana (S1): 4 tahun
- Magister (S2): 2 tahun
- Doktor (S3): 3-5 tahun
Usia: Bervariasi, biasanya mulai dari 18 tahun ke atas
Proses Sistem Pendidikan:
- Perguruan tinggi terdiri dari universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi.
- Program studi yang ditawarkan bervariasi sesuai dengan fakultas dan jurusan.
Materi Pendidikan:
- Diploma (D3): Fokus pada keterampilan praktis dan aplikatif sesuai dengan bidang keahlian.
- Sarjana (S1): Pengetahuan teoritis dan praktis yang mendalam dalam bidang studi tertentu, mencakup kuliah, praktikum, tugas akhir, dan skripsi.
- Magister (S2): Pendalaman pengetahuan dan keterampilan dalam bidang studi, dengan penekanan pada penelitian dan tesis.
- Doktor (S3): Penelitian orisinal dan kontribusi baru terhadap ilmu pengetahuan, diakhiri dengan disertasi.
Bahwa Sistem pendidikan di Indonesia dirancang untuk memberikan pendidikan yang komprehensif dan berkelanjutan dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Setiap tingkatan memiliki durasi tertentu dan materi pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Kurikulum yang digunakan berusaha untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.
B. Sistem Pendidikan Finlandia
Sistem pendidikan di Finlandia terkenal dengan kualitasnya yang tinggi dan pendekatan inovatifnya. Berikut adalah penjelasan mengenai periodesasi, durasi, dan proses sistem pendidikan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi di Finlandia, beserta materi pendidikan sesuai tingkatan:
Pendidikan Dasar (Peruskoulu)
Lama Pendidikan: 9 tahun (Kelas 1-9)
Usia: 7-16 tahun
Proses Sistem Pendidikan:
- Pendidikan dasar wajib dimulai pada usia 7 tahun.
- Pendidikan dasar terdiri dari dua tahap: tahap pertama (Kelas 1-6) dan tahap kedua (Kelas 7-9).
- Kurikulum nasional yang fleksibel memberikan kebebasan kepada guru untuk menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan siswa.
Materi Pendidikan:
- Kelas 1-6: Fokus pada pengembangan dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung. Mata pelajaran mencakup Bahasa Finlandia atau Swedia (bahasa ibu), Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Agama atau Etika, Pendidikan Jasmani, Musik, Seni Rupa, dan Keterampilan Kerajinan.
- Kelas 7-9: Materi lebih kompleks dengan penekanan pada mata pelajaran yang lebih mendalam seperti Bahasa Finlandia atau Swedia, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi, Sejarah, Agama atau Etika, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Asing, Pendidikan Jasmani, Seni Rupa, Musik, dan Keterampilan Kerajinan.
Pendidikan Menengah Atas (Lukiokoulutus) / Pendidikan Kejuruan (Ammatillinen koulutus)
Lama Pendidikan: 3 tahun
Usia: 16-19 tahun
Proses Sistem Pendidikan:
- Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, siswa dapat memilih untuk melanjutkan ke pendidikan menengah atas (lukio) atau pendidikan kejuruan.
- Pendidikan menengah atas mempersiapkan siswa untuk masuk ke perguruan tinggi, sedangkan pendidikan kejuruan mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja atau melanjutkan ke pendidikan tinggi kejuruan.
Materi Pendidikan:
- Lukio: Fokus pada mata pelajaran akademik dengan pilihan studi yang lebih luas seperti Bahasa dan Sastra Finlandia atau Swedia, Bahasa Asing, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Agama atau Etika, Geografi, Seni, Musik, dan Pendidikan Jasmani.
- Pendidikan Kejuruan: Fokus pada keterampilan praktis dalam bidang tertentu seperti teknik, bisnis, kesehatan, seni kuliner, dan lain-lain, ditambah dengan mata pelajaran umum seperti Bahasa Finlandia atau Swedia, Matematika, dan Bahasa Asing.
Pendidikan Tinggi (Korkeakoulutus)
Lama Pendidikan:
- Universitas Aplikasi Ilmu (AMK/Bachelor’s Degree): 3-4 tahun
- Universitas (Bachelor’s Degree): 3 tahun
- Universitas (Master’s Degree): 2 tahun tambahan setelah Bachelor’s Degree
- Doktor (PhD): 4 tahun setelah Master’s Degree
Usia: Bervariasi, biasanya mulai dari 19 tahun ke atas
Proses Sistem Pendidikan:
- Sistem pendidikan tinggi terdiri dari universitas dan universitas aplikasi ilmu (polytechnics atau AMK).
- Universitas fokus pada penelitian dan pendidikan akademik, sedangkan universitas aplikasi ilmu fokus pada pendidikan praktis yang berorientasi pada dunia kerja.
Materi Pendidikan:
- Universitas Aplikasi Ilmu (AMK): Program studi yang lebih praktis dengan penekanan pada keterampilan yang relevan untuk dunia kerja. Program ini mencakup magang dan proyek-proyek praktis.
- Universitas: Program studi akademik dengan penekanan pada penelitian, teori, dan pengetahuan ilmiah. Program Sarjana mencakup studi dasar dan lanjutan dalam bidang yang dipilih, sedangkan program Master melibatkan penelitian lebih mendalam dan penulisan tesis.
- Doktor: Penelitian orisinal yang berkontribusi pada bidang ilmu pengetahuan tertentu, diakhiri dengan disertasi yang dipertahankan di hadapan komite akademik.
Bahwa Sistem pendidikan di Finlandia dirancang untuk memberikan pendidikan yang berkualitas tinggi, inklusif, dan berfokus pada kebutuhan siswa. Pendekatan yang fleksibel dan berpusat pada siswa memungkinkan pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman. Setiap tingkatan pendidikan disusun untuk mempersiapkan siswa secara holistik, baik untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya maupun memasuki dunia kerja dengan kompetensi yang memadai.
C. Perbandingan Rasio Guru - Siswa dan Rasio Dosen - Mahasiswa
Perbandingan jumlah guru dengan siswa serta dosen dengan mahasiswa antara Finlandia dan Indonesia menunjukkan perbedaan yang signifikan, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk kebijakan pendidikan, alokasi sumber daya, dan prioritas nasional dalam pendidikan. Berikut adalah perbandingannya:
Rasio Guru-Siswa
Finlandia
Sekolah Dasar dan Menengah:
- Rasio guru-siswa di Finlandia sekitar 1:13 pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
- Ukuran kelas di Finlandia umumnya lebih kecil, memungkinkan interaksi lebih intensif antara guru dan siswa serta pendekatan yang lebih individual.
Indonesia
Sekolah Dasar dan Menengah:
- Rasio guru-siswa di Indonesia bervariasi, tetapi rata-rata sekitar 1:17 hingga 1:20 di sekolah dasar, dan dapat lebih tinggi di sekolah menengah, terutama di daerah perkotaan.
- Ukuran kelas di Indonesia cenderung lebih besar, yang dapat mempengaruhi perhatian individu yang dapat diberikan oleh guru.
Rasio Dosen-Mahasiswa
Finlandia
Pendidikan Tinggi:
- Rasio dosen-mahasiswa di universitas dan universitas aplikasi ilmu (polytechnics) Finlandia bervariasi, tetapi umumnya sekitar 1:12 hingga 1:15.
- Universitas di Finlandia cenderung memberikan lebih banyak perhatian individual kepada mahasiswa, dengan program-program yang berfokus pada penelitian dan pembelajaran yang mendalam.
Indonesia
Pendidikan Tinggi:
- Rasio dosen-mahasiswa di universitas di Indonesia bervariasi, tetapi rata-rata sekitar 1:25 hingga 1:30.
- Beberapa universitas, terutama yang lebih besar dan lebih terkenal, mungkin memiliki rasio yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi kualitas interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan
1. Kebijakan Pendidikan:
- Finlandia menerapkan kebijakan pendidikan yang sangat mendukung guru dan dosen, termasuk pelatihan yang intensif dan pengembangan profesional yang berkelanjutan.
- Indonesia juga berusaha meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai reformasi, tetapi tantangan seperti jumlah siswa yang besar dan distribusi sumber daya yang tidak merata masih ada.
2. Alokasi Sumber Daya:
- Finlandia memiliki alokasi sumber daya yang lebih baik untuk pendidikan, memungkinkan ukuran kelas yang lebih kecil dan rasio guru-siswa yang lebih rendah.
- Indonesia, dengan populasi yang lebih besar dan beragam, menghadapi tantangan dalam mendistribusikan sumber daya secara merata di seluruh wilayah.
3. Kualitas Pelatihan dan Pengembangan Profesional:
- Guru dan dosen di Finlandia biasanya memiliki pendidikan yang lebih tinggi dan pelatihan yang lebih intensif sebelum dan selama karir mereka.
- Indonesia terus berupaya meningkatkan pelatihan dan pengembangan profesional untuk guru dan dosen, tetapi masih menghadapi berbagai tantangan.
Catatan utama :
- Finlandia memiliki rasio guru-siswa dan dosen-mahasiswa yang lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia, yang memungkinkan pendekatan pendidikan yang lebih individual dan intensif. Sementara Indonesia berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai reformasi, tantangan dalam alokasi sumber daya dan pelatihan guru serta dosen tetap menjadi faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut. Meskipun demikian, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan pendidikan yang berkualitas bagi semua siswa dan mahasiswa.
- Rekomendasi untuk Belajar dari Sistem Pendidikan Finlandia : karena Pendekatan Fleksibel dan Berpusat pada Siswa, serta Penyesuaian Kurikulum, karena Kurikulum yang lebih fleksibel dapat memberikan kebebasan kepada guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan siswa. Hal pola ini untuk Mendorong pembelajaran yang bersifat kolaboratif dan interdisipliner dapat membuat siswa lebih terlibat dan termotivasi. Begitu juga Pembelajaran Berbasis Proyek, melalui Implementasi pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan praktis dan kolaboratif siswa, untuk mempersiapkan mereka lebih baik untuk tantangan dunia nyata.
- Mempelajari dan mencontoh sistem pendidikan Finlandia dapat memberikan inspirasi untuk reformasi pendidikan di Indonesia. Dengan penyesuaian yang tepat, Indonesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui kurikulum yang fleksibel, pelatihan guru yang berkualitas, rasio guru-siswa yang lebih rendah, sistem penilaian yang komprehensif, pendidikan inklusif, dan pembelajaran seumur hidup. Implementasi langkah-langkah ini akan memerlukan komitmen dan investasi dari pemerintah, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam sistem pendidikan.
- Reformasi dan modernisasi sistem pendidikan di Finlandia didasarkan pada prinsip-prinsip fleksibilitas, inklusivitas, dan kesejahteraan. Dengan fokus pada kualitas dan profesionalisme guru, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kurikulum yang fleksibel, sistem penilaian yang holistik, serta dukungan kesejahteraan yang kuat, Finlandia telah menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh. Implementasi teknologi dan kolaborasi dengan masyarakat serta industri juga memainkan peran penting dalam memastikan relevansi dan kesiapan siswa untuk tantangan masa depan. (Alim Academia)
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar