25 Tahun Keinginan, Hasrat, dan Kerinduan Rakyat Madura untuk Memiliki Provinsi Sendiri ?
Oleh : Dr. Basa Alim Tualeka, MSi
Puisi :
"Kerinduan Madura Menjadi Provinsi"
Portal Suara Academia: Keinginan rakyat Madura untuk memiliki provinsi sendiri sudah muncul sejak akhir abad ke-20. Hingga tahun 2024, aspirasi tersebut belum terwujud, meskipun telah melalui berbagai upaya dari masyarakat dan tokoh-tokoh Madura. Artikel ini akan membahas kronologi perjalanan keinginan pembentukan Provinsi Madura, respon dari pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pusat, serta peluang di masa depan dengan mempertimbangkan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto serta visi misi calon Gubernur Jawa Timur terkait aspirasi tersebut.
A. Awal Aspirasi Pembentukan Provinsi Madura
Sejak 1999, ketika otonomi daerah menjadi topik hangat di era reformasi, masyarakat Madura mulai menyuarakan keinginan untuk memisahkan diri dari Provinsi Jawa Timur. Mereka percaya bahwa dengan status sebagai provinsi mandiri, Madura dapat mengelola sumber daya alam dan potensi ekonominya secara lebih optimal. Aspirasi ini juga didorong oleh keyakinan bahwa pengelolaan langsung oleh masyarakat Madura akan lebih efektif dalam meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan infrastruktur lokal.
Beberapa tokoh masyarakat, ulama, dan politisi Madura mulai merapatkan barisan untuk memperjuangkan tujuan ini. Namun, meskipun sudah lebih dari dua dekade berlalu, aspirasi ini belum menemui jalan nyata. Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat masih belum memberikan respon konkret.
B. Kronologi Perjuangan: 1999-2024
1. Era 1999-2000: Awal Reformasi
Ketika otonomi daerah menjadi pusat perhatian di era reformasi, Madura mulai bergabung dalam gerakan pemekaran wilayah di berbagai daerah di Indonesia. Saat itu, banyak daerah lain juga berusaha memperoleh otonomi lebih besar. Namun, aspirasi Madura masih dalam bentuk diskusi di tingkat lokal, belum masuk dalam agenda nasional.
2. Tahun 2005-2010: Konsolidasi Gerakan Masyarakat Madura
Pada periode ini, gerakan untuk mendukung terbentuknya Provinsi Madura mulai terorganisir dengan lebih baik. Pertemuan-pertemuan antara tokoh masyarakat dan politisi lokal mulai lebih sering diadakan. Meskipun demikian, belum ada lobi yang kuat ke pemerintah pusat, sehingga keinginan ini belum mendapatkan perhatian yang serius.
3. Tahun 2010-2015: Mulai Melakukan Lobi Nasional
Pada periode ini, berbagai upaya dilakukan oleh tokoh-tokoh Madura untuk melobi pemerintah pusat dan DPR RI. Mereka berharap agar isu pembentukan Provinsi Madura bisa masuk dalam agenda pemekaran nasional. Namun, lobi tersebut tidak berhasil memberikan hasil nyata, dan perhatian nasional tetap berfokus pada daerah lain yang dianggap lebih strategis untuk diprioritaskan.
4. Tahun 2015-2020: Harapan yang Belum Tercapai
Aspirasi untuk Provinsi Madura terus hidup, namun masih belum mendapatkan perhatian signifikan dari pemerintah. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga tidak merespon aspirasi ini dengan baik. Sementara itu, dukungan dari tokoh-tokoh Madura masih kuat, namun langkah-langkah yang diambil masih terkesan terisolasi dan kurang terkoordinasi secara nasional.
5. Tahun 2020-2024: Momentum Politik Baru?
Menuju tahun 2024, harapan masyarakat Madura semakin kuat, terutama karena adanya momentum politik baru dengan pemilihan presiden dan gubernur Jawa Timur. Mereka berharap bahwa dengan terpilihnya pemimpin baru, baik di tingkat nasional maupun provinsi, aspirasi mereka dapat lebih didengar dan ditindaklanjuti. Fokus mereka kini tidak hanya pada pemerintah pusat, tetapi juga pada para calon Gubernur Jawa Timur yang diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap keinginan pembentukan Provinsi Madura.
C. Bagaimana Respon Pemerintahan Prabowo Subianto?
Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden Indonesia pada 2024, pertanyaan kunci bagi masyarakat Madura adalah apakah beliau akan merespon keinginan rakyat Madura untuk membentuk provinsi sendiri.
1. Pendekatan Prabowo Terhadap Otonomi Daerah
Prabowo dikenal memiliki pandangan tegas tentang pentingnya stabilitas nasional, namun di sisi lain, beliau juga mendukung otonomi daerah yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jika masyarakat Madura mampu meyakinkan bahwa pemekaran provinsi ini dapat berdampak positif secara ekonomi dan politik, maka Prabowo mungkin akan mempertimbangkan aspirasi ini dengan serius.
2. Kebijakan Pemekaran Wilayah
Meskipun pemekaran provinsi baru memerlukan investasi besar dan dapat menjadi beban bagi keuangan negara, Prabowo berpotensi mendukung pemekaran jika dianggap membawa manfaat nyata bagi pembangunan wilayah tersebut. Oleh karena itu, masyarakat Madura harus mengajukan argumentasi yang kuat terkait potensi ekonomi dan dampak sosial positif yang bisa dicapai dengan berdirinya Provinsi Madura.
3. Hubungan Prabowo dengan Tokoh Madura
Kunci keberhasilan perjuangan ini juga terletak pada hubungan antara elite Madura dengan Presiden Prabowo. Masyarakat dan tokoh-tokoh Madura perlu membangun komunikasi yang intensif dengan pemerintahan Prabowo untuk memastikan bahwa suara mereka didengar.
D. Visi Misi Calon Gubernur Jawa Timur Terhadap Provinsi Madura
Selain pemerintahan pusat, harapan masyarakat Madura juga tertuju pada pemimpin baru Jawa Timur yang akan dipilih pada Pilgub 2024. Bagaimana para calon Gubernur Jawa Timur merespon aspirasi ini?
1. Khofifah Indar Parawansa
Sebagai petahana, Khofifah Indar Parawansa dikenal memiliki perhatian terhadap daerah-daerah di Jawa Timur, termasuk Madura. Namun, selama masa jabatannya, belum ada langkah konkret terkait aspirasi Provinsi Madura. Jika Khofifah mencalonkan diri kembali, masyarakat Madura bisa mendorong agar isu pemekaran masuk dalam agenda kampanyenya.
2. Tri Rismaharini
Risma, mantan Wali Kota Surabaya, memiliki rekam jejak yang baik dalam memimpin pembangunan daerah perkotaan. Jika terpilih sebagai gubernur, kemungkinan besar ia akan fokus pada pembangunan infrastruktur. Meskipun demikian, masyarakat Madura harus tetap menyuarakan aspirasinya agar Risma memperhatikan isu ini.
3. Calon Lain
Selain dua nama di atas, calon-calon lain yang mungkin maju di Pilgub 2024 harus memberikan sikap yang jelas terhadap isu pemekaran. Masyarakat Madura perlu memastikan bahwa siapapun yang terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur, aspirasi mereka dapat didengar dan diperjuangkan.
E. Kesimpulan: Masa Depan Provinsi Madura
Selama 25 tahun, rakyat Madura terus berjuang untuk memiliki provinsi sendiri, namun hingga kini aspirasi tersebut belum terealisasi. Dengan momentum politik baru di tahun 2024, baik di tingkat nasional dengan Presiden Prabowo Subianto, maupun di tingkat provinsi dengan pemilihan gubernur baru, ada harapan bahwa isu ini dapat mendapatkan perhatian lebih besar.
Namun, untuk mewujudkan impian tersebut, masyarakat Madura perlu membangun strategi lobi yang kuat, menggalang dukungan dari tokoh-tokoh nasional, dan terus menyuarakan aspirasi mereka secara konsisten. Jika dilakukan dengan baik, Provinsi Madura bukan hanya menjadi impian, tetapi juga dapat menjadi kenyataan. (Alim Academia)
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar