Jumat, 23 Agustus 2024

BELAJARLAH PADA ADABNYA LEBAH

Oleh : Dr. Basa Alim Tualek M.Si


Puisi: 

Adab Lebah dan Pengadilan Yang Tegas

Di tengah hiruk-pikuk kebun yang sunyi,  
Lebah-lebah kecil, dengan jiwa berseri,  
Mengemban tugas, tanpa cela, tanpa janji,  
Namun tetap setia, pada aturan suci.

Rajanya pernah bertahta, di atas mahkota,  
Namun kekuasaan itu, ternyata bisa buta,  
Membunuh rakyatnya, dengan tangan dingin,  
Tanpa peduli tangis, tanpa rasa keadilan.

Subhanallah, rakyat lebah tak perlu komando,  
Tanpa bisik, tanpa perintah, mereka bergerak,  
Eksekusi mati raja zalim, tak perlu ragu,  
Karena mereka tahu, keadilan tak boleh retak.

Sebab raja bukanlah penguasa sewenang,  
Ia dipilih untuk melayani, menjaga yang lemah,  
Bukan untuk arogan dalam setiap langkah,  
Bukan untuk berkuasa dengan tangan penuh darah.

Rakyat lebah punya prinsip, tak pernah salah,  
Bahwa raja adalah pelindung, bukan penindas,  
Dalam kebersamaan, mereka menegakkan hukum Allah,  
Menjaga kehormatan, dengan keadilan yang tegas.
(Obasa Leka, surabaya). 


A. Pendahuluan

Lebah dikenal sebagai makhluk kecil namun memiliki sistem sosial yang sangat tertib dan penuh makna. Dalam koloninya, ada aturan-aturan yang dipegang teguh oleh setiap anggota, termasuk ratu lebah yang memimpin. Namun, meskipun ratu adalah pemimpin yang dihormati, ada batas-batas yang tidak boleh dilanggar. Ratu lebah dipilih bukan untuk berkuasa dengan sewenang-wenang, melainkan untuk melayani, melindungi, dan mensejahterakan rakyatnya para lebah pekerja.

Ketika ratu lebah mulai menunjukkan tanda-tanda kesewenang-wenangan atau gagal menjalankan tugasnya dengan baik, maka koloni lebah memiliki mekanisme untuk mengganti ratu tersebut. Mereka akan mengabaikan ratu yang dianggap tidak lagi layak memimpin, bahkan dalam beberapa kasus, ratu yang zalim akan dibunuh dan digantikan dengan ratu baru yang lebih mampu.


B. Filosofi dan Makna

Kisah ini mengandung pesan moral yang kuat tentang kepemimpinan dan tanggung jawab. Seorang pemimpin, baik dalam skala kecil maupun besar, dipilih untuk melayani, melindungi, dan membawa kesejahteraan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Jika pemimpin tersebut menyalahgunakan kekuasaan, bertindak sewenang-wenang, atau mengabaikan kesejahteraan rakyatnya, maka kehilangan legitimasi dan dukungan dari rakyat adalah konsekuensi yang wajar.


C. Adab Lebah: Sebuah Filosofi Kebenaran, Kebersamaan, dan Keadilan

Lebah, meskipun kecil, adalah makhluk yang memiliki sistem sosial yang sangat terstruktur dan penuh hikmah. Dalam setiap koloninya, ada peran yang jelas dan tanggung jawab yang diemban oleh setiap anggota, mulai dari lebah pekerja hingga ratu. Namun, yang menarik dari kehidupan lebah adalah bagaimana mereka menegakkan prinsip kebenaran, kebersamaan, dan keadilan di dalam koloninya.


1). Filosofi Kebenaran

Kebenaran dalam koloni lebah diwakili oleh kejujuran dan transparansi fungsi setiap individu dalam koloni. Tidak ada satu pun lebah yang bekerja hanya untuk dirinya sendiri; semua bekerja untuk kepentingan bersama. Ratu lebah, meskipun memiliki posisi yang tinggi, tidak kebal dari aturan ini. Jika ratu lebah mulai bertindak di luar tugasnya atau menunjukkan tanda-tanda kelemahan, maka koloni akan segera merespons. Ini menunjukkan bahwa kebenaran, dalam konteks kepemimpinan, adalah berfungsi sesuai dengan peran yang telah ditetapkan dan tidak menyimpang dari tugas yang telah diberikan.


2). Filosofi Kebersamaan

Kebersamaan adalah inti dari kehidupan koloni lebah. Setiap lebah, baik pekerja, penjaga, atau ratu, memiliki peran yang spesifik namun saling melengkapi. Keberhasilan koloni tergantung pada kerjasama dan kesatuan dari setiap anggotanya. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain, karena setiap peran saling terkait dan berkontribusi pada kesejahteraan seluruh koloni. Dalam filosofi ini, kebersamaan berarti bekerja bersama untuk tujuan yang lebih besar daripada kepentingan individu, yaitu kesejahteraan dan kelangsungan hidup koloni.


3). Filosofi Keadilan

Keadilan dalam koloni lebah tercermin dalam cara mereka menangani kekuasaan. Ratu lebah dipilih bukan untuk berkuasa sewenang-wenang, tetapi untuk memimpin dengan adil dan bijaksana. Ketika ratu tidak lagi mampu menjalankan tugasnya dengan baik, lebah-lebah lain akan menegakkan keadilan dengan menggantikan ratu yang tidak lagi layak memimpin. Ini adalah bentuk keadilan yang murni, di mana kekuasaan yang diberikan kepada seseorang harus selalu digunakan untuk kebaikan bersama, dan ketika kekuasaan itu disalahgunakan, maka keadilan akan ditegakkan.


D. Penerapan dalam Kehidupan Manusia

  1. Kebenaran: Dalam kehidupan manusia, kebenaran harus menjadi dasar dari setiap tindakan dan keputusan. Seperti lebah yang jujur dalam perannya, manusia juga harus jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, serta menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan penuh integritas.
  2. Kebersamaan: Kebersamaan dalam masyarakat berarti saling mendukung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Tidak ada individu atau kelompok yang bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dari yang lain. Kebersamaan menciptakan kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan hidup.
  3. Keadilan: Keadilan adalah pilar utama dalam setiap sistem sosial dan politik. Keadilan memastikan bahwa setiap orang diperlakukan dengan setara dan tidak ada yang disalahgunakan kekuasaannya. Dalam masyarakat, keadilan harus ditegakkan untuk menjaga keseimbangan dan harmoni, seperti halnya dalam koloni lebah.


E. Kesimpulan

  1. Kisah lebah ini juga relevan dalam konteks sosial dan politik manusia. Seorang pemimpin yang baik harus selalu ingat bahwa kekuasaan adalah amanah. Rakyat yang sadar dan berprinsip tidak akan tinggal diam melihat ketidakadilan. Ketika seorang pemimpin mulai melupakan tujuan kepemimpinannya dan menjadi arogan, maka rakyat memiliki hak dan kewajiban untuk menuntut perubahan, baik melalui cara-cara damai seperti protes dan pemilihan ulang, atau melalui mekanisme lain yang tersedia dalam sistem hukum dan demokrasi.
  2. Makhluk sekecil lebah pun memiliki prinsip yang kuat tentang keadilan dan kepemimpinan. Kita sebagai manusia, yang dikaruniai akal dan kemampuan berpikir, seharusnya lebih peka dan bertanggung jawab dalam menjalankan dan menilai kepemimpinan, baik sebagai pemimpin maupun sebagai rakyat.
  3. Adab lebah memberikan kita pelajaran berharga tentang bagaimana kebenaran, kebersamaan, dan keadilan harus menjadi landasan dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam skala kecil seperti keluarga, hingga skala besar seperti negara. Lebah menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah tentang melayani, bukan mendominasi, dan bahwa keadilan harus selalu ditegakkan untuk kesejahteraan bersama. Dalam kehidupan manusia, kita harus mengingat prinsip-prinsip ini dan menerapkannya dalam tindakan sehari-hari agar tercipta masyarakat yang harmonis dan adil. (Alim Academia)


Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga :

Translate

Cari Blog Ini