Pemimpin Yang Sehat, Bersih dan Sukses Tinggalkan Najis Batiniah
Oleh : Dr. Basa Alim Tualeka, M.Si
Puisi :
Jadilah Hamba yang Suci
A. Pendahuluan
Bahwa Otak kotor, pikiran kotor, niat kotor, dan hati kotor dalam Islam tidak hanya dianggap sebagai hambatan bagi pertumbuhan spiritual, tetapi juga sebagai "najis" dalam bentuk batiniah yang harus disucikan untuk mencapai kedekatan dengan Allah SWT. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang makna, cara penyucian, serta dalil-dalil terkait.
1. Definisi Otak Kotor
Otak kotor merujuk pada pemikiran yang dipenuhi dengan ide-ide negatif, destruktif, atau menyimpang dari ajaran Islam. Ini termasuk rencana jahat, hasrat buruk, atau keinginan untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan syariat.
Cara Menyucikannya:
- Taubat (Bertaubat): Memohon ampun kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut. Taubat adalah langkah pertama dalam penyucian batin.
- Dzikir dan Membaca Al-Qur'an: Mengingat Allah SWT secara terus-menerus dan membaca Al-Qur'an dapat membantu membersihkan pikiran dari hal-hal yang negatif. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri mereka sendiri, mereka segera mengingat Allah dan memohon ampunan atas dosa-dosa mereka..." (QS. Ali Imran: 135).
- Menghindari Pengaruh Negatif: Menjauhkan diri dari lingkungan atau media yang memicu pemikiran buruk. Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa yang menjadi temannya." (HR. Abu Dawud).
2. Definisi Pikiran Kotor
Pikiran kotor meliputi segala macam prasangka buruk, kebencian, iri hati, dan pikiran-pikiran negatif lainnya yang mencemari batin seseorang.
Cara Menyucikannya:
- Istighfar (Memohon Ampunan): Sering-sering memohon ampun kepada Allah SWT dengan membaca istighfar untuk membersihkan pikiran dari dosa dan prasangka buruk.
- Memelihara Pikiran Positif: Mengarahkan pikiran kepada hal-hal yang baik dan berprasangka baik terhadap sesama. Dalam sebuah hadits disebutkan: "Sesungguhnya Allah SWT berfirman: 'Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku..." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Lingkungan yang Baik: Berada dalam lingkungan yang baik dan dekat dengan orang-orang yang sholeh dapat membantu menjaga kebersihan pikiran.
3. Definisi Niat Kotor
Niat kotor adalah niat yang tidak tulus atau niat untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti niat untuk menipu, merugikan orang lain, atau berbuat dosa.
Cara Menyucikannya:
- Ikhlas dalam Beribadah: Setiap niat dan tindakan harus ditujukan hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Keikhlasan adalah fondasi dari setiap amal dalam Islam.
- Muhasabah (Introspeksi Diri): Sebelum melakukan tindakan apa pun, introspeksi diri untuk memastikan bahwa niat tersebut benar dan tulus. Allah SWT berfirman: "Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An’am: 162).
- Doa: Berdoa kepada Allah SWT agar diberikan niat yang lurus dan dijauhkan dari niat buruk.
4. Definisi Hati Kotor
Hati kotor adalah hati yang dipenuhi dengan penyakit hati seperti hasad (iri), kebencian, dendam, dan kebencian terhadap sesama. Hati yang kotor menjauhkan seseorang dari kebaikan dan mendekatkannya kepada dosa.
Cara Menyucikannya :
- Tazkiyah al-Nafs (Penyucian Jiwa): Proses penyucian hati melalui taubat, beribadah dengan tekun, dan melakukan amal sholeh. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya dalam diri manusia ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Memaafkan: Belajar memaafkan orang lain dan menghapus dendam dari hati. Allah SWT berfirman: "Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (QS. Fussilat: 34).
- Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya: Memupuk kecintaan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW sebagai cara untuk membersihkan hati dari penyakit hati.
B. Dalil Naqli tentang Kebersihan Batin
1. Al-Qur'an: QS. Asy-Syams: 9-10 : “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."
- QS. Al-A’raf: 201: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was (pikiran jahat) dari syaitan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya."
2. Hadits: HR. Bukhari : Rasulullah SAW bersabda, "Dalam tubuh ada segumpal daging; jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik, dan jika ia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, itulah hati." Dan HR. Muslim : Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian dan amal kalian."
Penyucian Batin dalam Islam, Penyucian batiniah adalah upaya berkelanjutan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan membersihkan hati, pikiran, otak, dan niat dari segala kotoran spiritual. Dalam Islam, kebersihan batin adalah esensi dari iman, dan seseorang yang berhasil menjaga kebersihan batin akan lebih mudah meraih ridha Allah dan kesuksesan di dunia serta akhirat.
C. Pemimpin yang Sehat, Bersih, dan Sukses
Pemimpin yang sehat, bersih, dan sukses, Meninggalkan najis batiniah yang merusak jiwa,
Menjaga hati tetap suci, pikiran jernih, Niat ikhlas mengalir dalam setiap langkahnya.
Ia berjalan dengan integritas tinggi, Tak terbawa oleh hawa nafsu atau kebencian, Menyucikan otaknya dari pemikiran kotor, Mengisi hatinya dengan kasih dan keadilan.
Dalam setiap keputusan yang diambilnya, Ada kebijaksanaan dan ketulusan hati, Najis batin ia tinggalkan jauh, Agar kepemimpinannya diberkahi.
Kebersihan batin jadi pondasi kukuh, Menjadi teladan bagi semua yang mengikutinya, Dengan hati yang bersih, pikiran yang suci, Ia memimpin menuju kemajuan dan keberkahan.
Pemimpin sejati, pemimpin yang dimuliakan, Menjaga diri dari segala bentuk najis batin, Menjadi cahaya bagi bangsanya, Menjalin harmoni dan kesejahteraan abadi.
Dalam Islam, kebersihan batin merupakan aspek esensial yang harus dijaga oleh setiap individu, terlebih bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang sehat, bersih, dan sukses tidak hanya memperhatikan kebersihan fisik tetapi juga memastikan bahwa hatinya bebas dari segala bentuk najis batiniah seperti kebencian, iri hati, niat buruk, dan pikiran negatif lainnya.
Dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits menekankan pentingnya menjaga kebersihan hati dan pikiran:
- QS. Asy-Syams: 9-10 – "Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."
- Hadits dari Rasulullah SAW – "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian dan amal kalian." (HR. Muslim)
Dengan meninggalkan najis batiniah, seorang pemimpin dapat memimpin dengan lebih adil, bijaksana, dan penuh kasih sayang, sehingga membawa kebaikan dan kemakmuran bagi masyarakat yang dipimpinnya.
D. Kesimpulan
Membersihkan otak, pikiran, niat, dan hati yang kotor adalah tugas setiap Muslim untuk menjaga kemurnian iman dan menghindari dosa. Ini dapat dicapai melalui taubat, dzikir, introspeksi diri, serta menjauhi lingkungan yang negatif. Kebersihan batin adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup.
Metode dan Pola Menghadapi Kebersihan Batin:
- Taubat dan Istighfar: Lakukan secara rutin untuk menyucikan diri dari dosa dan pikiran negatif.
- Dzikir dan Tilawah Al-Qur’an: Memperkuat keimanan dan menjaga pikiran serta hati dari hal-hal yang tidak baik.
- Muhasabah Diri: Selalu evaluasi diri untuk memastikan niat dan tindakan tetap berada di jalan yang benar.
- Memaafkan dan Berbuat Baik: Menjaga hati dari penyakit hati seperti dendam dan kebencian dengan memaafkan dan berbuat baik kepada sesama.
Dengan metode dan pola ini, seorang Muslim dapat menjaga kebersihan batin dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Alim Academia)
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar