Filosofi "Dari Sabang Sampai Merauke" vs. Hukum Alam
Oleh : Basa Alim Tualeka
1. Filosofi "Dari Sabang Sampai Merauke":
- Ungkapan "Dari Sabang Sampai Merauke" adalah simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sabang, yang terletak di ujung barat Indonesia, dan Merauke, yang berada di ujung timur, menjadi lambang dari luasnya wilayah Nusantara yang mencakup berbagai suku, budaya, dan bahasa yang berbeda.
- Ungkapan ini juga merepresentasikan tekad untuk menyatukan seluruh wilayah Indonesia, dari ujung barat hingga timur, dalam satu bingkai negara kesatuan yang utuh.
2. Hukum Alam:
- Hukum alam, seperti rotasi bumi, menyebabkan matahari terbit dari timur dan terbenam di barat. Dalam konteks Indonesia, ini berarti matahari pertama kali terbit di Merauke dan berakhir di Sabang.
- Pendekatan ini bisa dilihat sebagai simbol bahwa pembangunan atau perhatian terhadap wilayah Indonesia dapat dimulai dari timur (Merauke) dan berlanjut ke barat (Sabang), sesuai dengan siklus alamiah matahari.
3. Usulan Perubahan "Dari Merauke Sampai Sabang":
- Mengubah ungkapan menjadi "Dari Merauke Sampai Sabang" mengikuti irama hukum alam, yakni perjalanan matahari dari timur ke barat, bisa dimaknai sebagai filosofi pembangunan yang dimulai dari timur Indonesia (Merauke) menuju barat (Sabang).
- Ini mengandung hikmah bahwa perhatian terhadap pembangunan dan pemerataan harus dimulai dari daerah yang mungkin selama ini kurang mendapatkan perhatian, seperti wilayah Indonesia bagian timur, menuju ke barat.
4. Makna dan Hikmah:
- Membangun dari Timur: Filosofi membangun dari timur (Merauke) hingga barat (Sabang) dapat mencerminkan komitmen untuk memberikan perhatian lebih kepada daerah-daerah yang mungkin masih tertinggal dalam hal infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi.
- Mengikuti Hukum Alam: Mengikuti irama hukum alam bisa juga diartikan sebagai cara untuk menciptakan keharmonisan dalam pembangunan. Mengalir dengan alur alami bisa memberi dampak yang lebih positif dan berkesinambungan dalam pembangunan nasional.
- Kesadaran Geografis: Ini juga bisa memperkuat kesadaran bahwa Indonesia adalah negara yang terbentang luas, dan pembangunan harus mempertimbangkan setiap sudut wilayah secara adil dan merata.
Kesimpulan:
Meskipun ungkapan "Dari Sabang Sampai Merauke" telah menjadi simbol kuat persatuan Indonesia, gagasan untuk merubahnya menjadi "Dari Merauke Sampai Sabang" sebagai bentuk penghormatan terhadap hukum alam membawa perspektif baru.
Perubahan ini bisa mencerminkan komitmen untuk memperhatikan pembangunan yang dimulai dari wilayah timur menuju barat, mengikuti alur alamiah matahari, dan membawa makna filosofis yang dalam terkait pemerataan dan keharmonisan pembangunan di seluruh Indonesia.
Pembangunan di Indonesia bagian timur memerlukan perhatian khusus dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan potensi besar yang dimiliki, wilayah ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional jika dikembangkan secara tepat dan berkelanjutan.
Rekomendasi ini menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur, pendidikan, pemberdayaan ekonomi lokal, dan kebijakan khusus untuk mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia bagian timur. (Alim Academia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar