Oleh: Mangesti Waluyo Sedjati
Pendahuluan
Portal Suara Academia: Nabi Isa ‘alaihissalam adalah salah satu dari lima nabi ulul azmi yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Beliau dikenal sebagai sosok yang diberkahi banyak mukjizat oleh Allah, termasuk kelahiran yang menakjubkan tanpa perantara seorang ayah. Kisah Nabi Isa yang tercatat dalam Al-Qur’an dan Hadits bukan hanya memberikan pelajaran spiritual bagi umat manusia, tetapi juga menjadi bukti nyata tentang kekuasaan Allah, keimanan yang teguh, dan perjuangan dalam menegakkan tauhid.
Artikel ini akan mengupas kehidupan Nabi Isa berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dengan tambahan penjelasan dari kitab-kitab tafsir dan syarah hadits yang terpercaya, untuk memperkaya wawasan kita tentang salah satu nabi yang mulia ini.
Kedudukan Nabi Isa dalam Islam
1. Hamba Allah dan Rasul
Nabi Isa dikenal sebagai hamba Allah yang diberi nikmat berupa kenabian dan diutus kepada Bani Israil. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an:
إِنۡ هُوَ إِلَّا عَبۡدٌ أَنۡعَمۡنَا عَلَيۡهِ وَجَعَلۡنَٰهُ مَثَلٗا لِّبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ
“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami beri nikmat kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai tanda kebesaran (Allah) untuk Bani Israil.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 59)
Menurut Imam Al-Qurthubi, penyebutan Nabi Isa sebagai hamba adalah untuk menegaskan bahwa beliau adalah makhluk ciptaan Allah, sebagai bantahan atas klaim sebagian umat Nasrani yang menganggapnya sebagai Tuhan.
Rasulullah ﷺ pun memperingatkan umat Islam agar tidak mengagungkan beliau sebagaimana umat Nasrani mengagungkan Nabi Isa. Beliau bersabda:
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
“Janganlah kalian berlebihan dalam memujiku sebagaimana orang Nasrani berlebihan terhadap Isa putra Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah, ‘Hamba Allah dan rasul-Nya.’” (HR. Bukhari, no. 3445; Muslim, no. 1691)
2. Gelar-Gelar Mulia Nabi Isa
Nabi Isa memiliki gelar-gelar khusus dalam Al-Qur’an yang menunjukkan kemuliaannya. Di antaranya adalah:
Al-Masih
Gelar ini merujuk pada kedudukan beliau sebagai yang diurapi dan terpilih untuk membimbing umatnya. Allah berfirman:
إِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَـٰٓئِكَةُ يَـٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٖ مِّنۡهُ ٱسۡمُهُ ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ
“(Ingatlah) ketika para malaikat berkata, ‘Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan kalimat dari-Nya (yaitu seorang anak laki-laki), namanya Al-Masih Isa putra Maryam.’” (QS. Ali ’Imran [3]: 45)
Kalimatullah (Firman Allah)
Beliau diciptakan melalui firman Allah Kun (Jadilah), sebagaimana Allah menciptakan Nabi Adam tanpa perantara ayah dan ibu.
إِنَّمَا ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥۖ أَلۡقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرۡيَمَ وَرُوحٞ مِّنۡهُ
"Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya." (QS. An-Nisa’ [4]: 171)
Ruhullah (Ruh dari Allah):
Gelar ini menunjukkan bahwa Nabi Isa adalah makhluk yang diciptakan secara langsung oleh Allah dengan meniupkan ruh-Nya ke dalam rahim Maryam. Imam Al-Baghawi menjelaskan bahwa gelar ini menegaskan keistimewaan proses penciptaan beliau.
3. Nabi Ulul Azmi
Nabi Isa adalah salah satu dari lima nabi ulul azmi, yaitu nabi-nabi yang memiliki keteguhan luar biasa dalam menyampaikan dakwah di tengah tantangan besar. Allah berfirman:
وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ مِيثَـٰقَهُمۡ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٖ وَإِبۡرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَۖ
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi, dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam.” (QS. Al-Ahzab [33]: 7)
Menurut Imam Ibnu Katsir, para nabi ulul azmi menghadapi tantangan besar, tetapi tetap sabar dan teguh menjalankan amanah kenabian.
4. Nabi Isa Sebagai Tanda Besar Kiamat
Kembalinya Nabi Isa di akhir zaman adalah salah satu tanda besar kiamat yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
وَإِنَّهُۥ لَعِلۡمٞ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمۡتَرُنَّ بِهَا
“Dan sungguh, Isa itu benar-benar menjadi tanda (akan datangnya) hari kiamat.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 61)
Rasulullah ﷺ menjelaskan peristiwa kembalinya Nabi Isa dalam haditsnya:
لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ
“Sungguh, Isa putra Maryam akan segera turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapuskan jizyah.” (HR. Bukhari, no. 2222; Muslim, no. 155)
Hadits ini menegaskan bahwa Nabi Isa akan datang untuk meluruskan ajaran yang menyimpang, terutama di kalangan umat Nasrani, serta menegakkan syariat Islam di seluruh dunia.
Hikmah dari Kisah Nabi Isa
1. Ketundukan kepada Allah
Nabi Isa adalah simbol ketaatan mutlak kepada Allah sebagai hamba-Nya.
2. Bukti Kekuasaan Allah
Mukjizat yang diberikan kepada beliau menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah di atas segala sesuatu.
3. Pelajaran Iman
Kisah Nabi Isa mengajarkan pentingnya iman kepada Allah di tengah ujian dan tantangan.
4. Penyatuan Umat
Kedatangan Nabi Isa di akhir zaman akan menjadi momentum penyatuan umat manusia di bawah ajaran tauhid.
Penutup
Kisah Nabi Isa adalah pelajaran abadi tentang keimanan, kesabaran, dan perjuangan menegakkan tauhid. Beliau adalah nabi yang diberi banyak mukjizat sebagai bukti kerasulan, serta akan kembali di akhir zaman untuk menegakkan keadilan dan kedamaian. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari perjalanan hidup Nabi Isa dan menjadikannya inspirasi untuk memperkokoh iman kita kepada Allah. Wallahu a’lam. (MWS)
Daftar Kepustakaan
1. Al-Qur’an al-Karim
- Terjemahan Al-Qur’an: Kementerian Agama Republik Indonesia.
2. Hadits Shahih
- Shahih Bukhari, cetakan Darussalam, Riyadh.
- Shahih Muslim, cetakan Darussalam, Riyadh.
- Sunan Tirmidzi, cetakan Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, Beirut.
- Sunan Abu Dawud, cetakan Dar al-Mughni, Riyadh.
3. Tafsir Al-Qur’an
- Al-Qurthubi, Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut.
- Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut.
- Asy-Syaukani, Fath Al-Qadir, Dar Ibn Hazm, Beirut.
- Al-Baghawi, Tafsir Al-Baghawi (Ma’alim at-Tanzil), Dar Thayyibah, Riyadh.
4. Syarah Hadits
- Imam Nawawi, Syarah Shahih Muslim, Dar Ihya at-Turats, Beirut.
- Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath Al-Bari, cetakan Darul Hadits, Kairo.
5. Literatur Islam Kontemporer
- M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Penerbit Mizan, Bandung.
- Hamka, Tafsir Al-Azhar, Gema Insani, Jakarta.
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar