Sabtu, 04 Januari 2025

RAKYAT BERSATU BERSAMA MELAWAN KOLONIALISME GAYA BARU

Menghadapi Kolonialisme Gaya Baru dan Memperkokoh Kemandirian RI dengan Persatuan dalam Bingkai NKRI

Oleh : Basa Alim Tualeka (Obasa)


Portal Suara Academia: Dalam era globalisasi, ancaman kolonialisme gaya baru (neo-kolonialisme) muncul dalam berbagai bentuk, seperti dominasi ekonomi, teknologi, budaya, dan politik oleh kekuatan global. Neo-kolonialisme tidak lagi menggunakan senjata untuk menguasai suatu bangsa, melainkan melalui kontrol terhadap sumber daya, sistem ekonomi, dan kebijakan negara. Bagi Indonesia, tantangan ini harus dijawab dengan memperkokoh kemandirian dalam semua dimensi pembangunan tanpa mengorbankan persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


1. Neo-Kolonialisme dan Tantangannya bagi Indonesia

Kolonialisme gaya baru mencakup berbagai bentuk dominasi :

  • Ekonomi: Ketergantungan pada utang luar negeri, investasi asing yang tidak adil, dan dominasi perusahaan multinasional atas sumber daya alam. 

  • Teknologi: Ketergantungan pada teknologi impor tanpa transfer ilmu pengetahuan. 

  • Politik: Campur tangan kekuatan asing dalam pengambilan kebijakan dalam negeri. 

  • Budaya: Degradasi nilai-nilai lokal akibat arus budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.

Neo-kolonialisme ini mengancam kemandirian bangsa dan dapat memicu disintegrasi jika tidak ditangani dengan tepat.


2. Strategi Memperkokoh Kemandirian RI

Untuk menghadapi neo-kolonialisme, Indonesia harus fokus pada penguatan kemandirian di berbagai dimensi:

a. Ekonomi 

  • Penguatan Ekonomi Lokal: Memperkuat UMKM, meningkatkan kapasitas industri dalam negeri, dan mengurangi ketergantungan pada impor.  

  • Pengelolaan Sumber Daya Alam: Mengutamakan pengelolaan sumber daya oleh negara dan perusahaan lokal sesuai Pasal 33 UUD 1945.  

  • Diplomasi Ekonomi: Memastikan kerja sama ekonomi internasional yang adil dan menguntungkan rakyat.

b. Teknologi 

  • Pengembangan Teknologi Mandiri: Investasi pada riset dan inovasi lokal untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.  

  • Alih Teknologi: Mewajibkan transfer teknologi dalam setiap kerja sama internasional.

c. Pendidikan dan Kebudayaan

  • Pendidikan Berbasis Kemandirian: Membentuk generasi muda yang kreatif, inovatif, dan cinta tanah air.  

  • Pelestarian Nilai Budaya: Memperkuat identitas budaya nasional di tengah arus globalisasi.

d. Politik

  • Kebijakan Bebas Aktif: Menguatkan posisi Indonesia sebagai negara yang netral dan tidak tunduk pada blok kekuatan asing. 

  • Transparansi dan Akuntabilitas: Menghindari praktik politik yang membuka ruang bagi intervensi asing.

e. Keamanan

  • Ketahanan Nasional: Memperkuat pertahanan negara secara mandiri dengan modernisasi alutsista dan pengembangan sumber daya manusia di sektor pertahanan. 

  • Diplomasi Pertahanan: Menjalin kerja sama internasional yang saling menghormati tanpa melanggar kedaulatan nasional.


3. Menjaga Persatuan dalam Bingkai NKRI

Kemandirian tanpa persatuan tidak akan membawa Indonesia menuju kejayaan. Oleh karena itu, persatuan bangsa harus tetap menjadi prioritas:

  • Pembangunan yang Inklusif: Menghilangkan kesenjangan antara pusat dan daerah untuk mencegah disintegrasi. 

  • Pemberdayaan Daerah: Memberikan ruang bagi daerah untuk berkembang tanpa mengurangi semangat kebangsaan. 

  • Penguatan Nilai Pancasila: Menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


4. Kolaborasi Semua Elemen Bangsa

Menghadapi neo-kolonialisme membutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan akademisi. Semua elemen harus bekerja sama untuk:

  • Membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kemandirian. 

  • Menjaga kedaulatan bangsa dari ancaman asing. 

  • Mengedepankan dialog dalam menyelesaikan konflik internal.


Kesimpulan :

Menghadapi kolonialisme gaya baru adalah tantangan besar bagi Indonesia. Dengan memperkokoh kemandirian di semua dimensi pembangunan dan menjaga persatuan dalam bingkai NKRI, Indonesia dapat mempertahankan kedaulatannya dan melindungi kesejahteraan rakyat. Kemandirian bukan hanya soal kemampuan berdiri sendiri, tetapi juga kemampuan untuk berdiri tegak di tengah persaingan global tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa yang berdaulat. (Alim Academia)



Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga :

Translate

Cari Blog Ini