Minggu, 04 Mei 2025

BERPIKIR YANG SEHAT, FOKUS DAN TEPAT

Pola Pikir Menurut Obasa Leka : "Berpikirlah di Waktu untuk Berpikir, dan Jangan Dipakai Bukan Waktu Berpikir"

Oleh : Basa Alim Tualeka (Obasa)


Puisi: 

"Saat Waktu untuk Berpikir"

Di kala malam datang menyapa,
Bintang-bintang diam di langit yang temaram,
Pikiran datang, mengisi ruang sepi,
Namun, ku ingat pesan yang hakiki.

"Berpikirlah di waktu untuk berpikir,"
Sebuah kalimat, menuntun jalan hidup,
Jangan biarkan waktu terbuang sia-sia,
Saat hatimu gelisah, pikiran harus tenang.

Waktu berfikir, saat pikiran damai,
Bukan saat emosi menguasai hati,
Jangan biarkan kecemasan meracuni,
Saat waktu berbicara, biarkan pikiran bersih.

Tuhan memberi kita akal yang sempurna,
Untuk mengendalikan hidup yang penuh warna,
Jangan biarkan berpikir jadi beban,
Gunakan dengan bijak, agar jiwa tenang.

Berpikirlah pada waktunya, jangan tergesa,
Jangan biarkan waktu hilang sia-sia,
Saat kita tahu kapan untuk diam,
Hidup ini menjadi lebih terang, lebih terang.


Catatan : Puisi ini mencerminkan pesan dalam Obasa Leka, tentang pentingnya berpikir pada waktu yang tepat dan tidak membiarkan pikiran menguasai kita di waktu yang salah. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk menjaga keseimbangan dalam hidup.


Pendahuluan

Portal Suara Academia: Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika dan tuntutan, banyak orang sering merasa kelelahan mental karena terus-menerus berpikir tanpa henti. Di sinilah pentingnya pengelolaan waktu berpikir yang tepat. Salah satu ajaran bijak yang sangat relevan dalam konteks ini adalah ungkapan "Obasa Leka" yang berarti, "berpikirlah di waktu untuk berpikir, dan jangan dipakai bukan waktu berpikir." Ungkapan ini mengingatkan kita untuk menjaga keseimbangan dalam berpikir, agar pikiran tidak menjadi beban dan tetap produktif.

Ungkapan ini mengajarkan kita bagaimana standar, model, dan pola pikir yang sehat harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai pengertian, relevansi, dan penerapan ajaran tersebut dalam konteks kehidupan Islam, filsafat, serta kehidupan sehari-hari.


Makna pesan "Obasa Leka" dalam Kehidupan

Secara sederhana, ungkapan “Obasa Leka" mengandung pesan bahwa berpikir harus memiliki waktu yang tepat. Ada saatnya untuk berpikir dan merenung, tetapi ada juga saatnya untuk beristirahat, tidak memaksakan diri terus-menerus berpikir tentang hal-hal yang tidak dapat kita ubah atau kontrol. Ungkapan ini mengajak kita untuk bijaksana dalam menggunakan waktu dan akal, tidak membiarkan pikiran menguasai seluruh aspek hidup kita, terutama ketika pikiran tersebut tidak lagi produktif.


Standar Berpikir yang Sehat : Fokus pada Waktu yang Tepat

Ajaran Obasa Leka mengajarkan bahwa berpikir adalah hal yang baik, namun harus dilakukan pada waktu yang tepat dan dalam konteks yang tepat. Berikut ini adalah standar berpikir yang sehat berdasarkan falsafah ini:

1. Tepat Waktu

Berpikir saat kondisi mental dan emosional kita stabil. Hindari berpikir di waktu yang penuh dengan kekhawatiran atau stres.

2. Terukur

Berpikir secara realistis dan proporsional, tidak berlebihan atau terlalu terlarut dalam hal-hal yang tidak bisa kita kontrol. Ini membantu kita untuk tidak terjebak dalam overthinking yang bisa merusak kedamaian batin.

3. Berorientasi Solusi

Berpikir bukan hanya untuk merenung, tetapi juga untuk mencari solusi. Jangan biarkan berpikir berlarut-larut menjadi masalah baru yang lebih besar.


Dalam Islam, akal adalah nikmat yang sangat penting, namun penggunaannya harus dengan bijaksana. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)

Akal diberikan kepada kita untuk digunakan dengan bijaksana, bukan untuk membebani diri dengan pikiran yang berlebihan.


Model Berpikir Proporsional: Menghindari Berpikir Berlebihan

Dalam model berpikir yang sehat, kita harus dapat memisahkan antara waktu yang tepat untuk berpikir dan waktu untuk beristirahat. Model berpikir yang proporsional dan seimbang sangat penting agar pikiran tidak menjadi terlalu sibuk dengan hal-hal yang tidak perlu. Berikut ini adalah contoh model berpikir yang sesuai dengan prinsip Obasa Leka:

Berpikir berlebihan atau terlalu fokus pada masa lalu dan masa depan hanya akan menambah kecemasan dan mengurangi kualitas hidup kita.


Pola Pikir Islami dan Filsafat Kehidupan

A. Pola Pikir dalam Islam

Dalam Islam, berpikir adalah kewajiban, namun harus selaras dengan nilai-nilai spiritual. Allah mengajarkan bahwa akal tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang sia-sia. Firman-Nya:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya.” (QS. Al-Isra: 36)

Berpikir harus dilakukan berdasarkan ilmu, bukan emosi atau dugaan semata. Oleh karena itu, kita harus membatasi diri untuk tidak berpikir tentang hal-hal yang tidak bermanfaat atau yang berada di luar kontrol kita.

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan dalam berpikir:

"Termasuk tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat." (HR. Tirmidzi)


B. Pola Pikir dalam Filsafat

Stoikisme mengajarkan untuk fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan menerima dengan tenang hal-hal yang berada di luar kekuasaan kita.

Filsafat Timur seperti Zen dan Sufisme mengajarkan untuk mengendalikan pikiran dan lebih menekankan pada ketenangan batin, serta memanfaatkan waktu dengan bijaksana.

Mindfulness dalam psikologi modern menyarankan agar kita hidup di saat ini, tanpa terjebak pada kekhawatiran tentang masa depan atau penyesalan tentang masa lalu.

Semua filosofi ini menunjukkan kesamaan dengan pesan Obasa Leka, bahwa berpikir harus seimbang dan sesuai waktu.


Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa ajaran Obasa Leka mengajarkan kita untuk berpikir secara bijaksana dan proporsional. Dalam Islam, berpikir adalah amal ibadah, namun harus dilakukan dengan niat yang benar, waktu yang tepat, dan tujuan yang jelas. Pola pikir yang sehat akan membuat kita lebih produktif, tenang, dan bijaksana dalam menghadapi kehidupan.


Mari kita ingat pesan ini:

"Berpikirlah di waktu untuk berpikir, dan jangan dipakai bukan waktu berpikir."

Berpikir bukan hanya untuk mengisi waktu, tetapi untuk menghasilkan hikmah, solusi, dan kedamaian batin.

Dengan demikian, pola pikir yang sehat dan proporsional akan membawa kita pada kehidupan yang lebih baik, lebih tenang, dan lebih berkah. Semoga Allah memberikan kita kebijaksanaan dalam setiap keputusan yang kita buat. (Alim Academia)



Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga :

Translate

Cari Blog Ini