Belajar Menyusun dan Menyelesaikan Masalah Akademik Secara Ilmiah (teory - Empiris) dan Meyakinkan
Oleh : Dr. Basa Alim Tualeka, MSi (obasa).
Pokok dan Inti Persoalan Mahasiswa
Portal Suara Academia: Banyak mahasiswa S2 dan S3 kesulitan menyusun masalah akademik secara tepat dalam Bab I karya ilmiah (tesis atau disertasi). Hal ini sering terjadi karena mereka:
- Tidak memahami perbedaan antara "apa yang seharusnya" (Das Sollen) menurut teori, norma, atau aturan,
- Dengan "apa yang sebenarnya terjadi" (Das Sein) di lapangan atau realitas empiris.
Akibatnya, tulisan mereka menjadi panjang, tidak fokus, dan tidak menunjukkan adanya masalah yang layak diteliti secara ilmiah.
Padahal, inti dari penelitian akademik adalah adanya gap (kesenjangan) antara harapan dan kenyataan yang harus dianalisis dan dijelaskan melalui pendekatan teori dan pendekatan empiris.
Masalah utama ini diperparah ketika mahasiswa tidak mampu merumuskan pertanyaan penelitian secara jelas, dan kemudian gagal mempertahankannya di hadapan dosen penguji. (Obasa).
Pendahuluan
Salah satu bagian paling menantang dalam menyusun karya ilmiah—baik skripsi, tesis, maupun disertasi—adalah Bab I: Pendahuluan, khususnya bagian rumusan masalah. Banyak mahasiswa kesulitan menyampaikan apa masalah utama yang ingin diteliti, bagaimana merumuskannya, dan terlebih lagi: bagaimana mempertahankannya di depan dosen penguji secara akademis.
Artikel ini akan membantu Anda memahami:
- Cara menyusun masalah dengan pendekatan teori dan empiris
- Teknik menyelesaikan masalah secara sistematis
- Cara membela argumen akademik di sidang
📌 Apa Itu Masalah Akademik?
Masalah akademik adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi menurut teori (Das Sollen) dan kenyataan yang terjadi di lapangan (Das Sein).
Contoh:
Das Sollen: Pelayanan publik menurut UU harus cepat, adil, transparan.
Das Sein: Pelayanan di kantor kelurahan lambat, tidak jelas prosedurnya.
Maka masalah akademiknya: terdapat ketidaksesuaian antara prinsip ideal dan praktik pelayanan publik.
✍️ Langkah Menyusun Masalah Akademik Secara Ilmiah
1. Pendekatan Teoritis (Teori/Normatif)
Tujuannya: menunjukkan bagaimana sesuatu seharusnya terjadi berdasarkan teori, peraturan, atau literatur ilmiah.
Baca teori-teori atau konsep dari jurnal, buku ilmiah, dan perundang-undangan.
Identifikasi prinsip, norma, atau standar yang menjadi dasar ideal (Das Sollen).
Contoh:
Teori Tata Kelola Pemerintahan menyebutkan bahwa prinsip akuntabilitas adalah kunci keberhasilan pelayanan publik.
2. Pendekatan Empiris (Data/Fakta Lapangan)
Tujuannya: menunjukkan apa yang benar-benar terjadi di dunia nyata, berdasarkan observasi, survei, wawancara, atau dokumen.
Lakukan observasi atau studi lapangan.
Catat peristiwa, data, fenomena yang bertentangan dengan teori.
Contoh:
Warga mengeluh pelayanan lambat, pejabat sulit ditemui, dan biaya tidak jelas.
3. Merumuskan Masalah Akademik
Gabungkan pendekatan teoritis dan empiris:
“Meskipun pelayanan publik menuntut akuntabilitas tinggi (Das Sollen), dalam praktik di Kantor A ditemukan proses yang tidak transparan dan lambat (Das Sein). Maka, terdapat masalah dalam implementasi prinsip akuntabilitas dalam pelayanan publik di Kantor A.”
4. Pertanyaan Penelitian (Penjabaran Akademik)
Pertanyaan penelitian lahir dari rumusan masalah. Ini adalah bentuk ilmiah dari "apa yang akan diteliti?"
Contoh:
Apa saja penyebab rendahnya akuntabilitas pelayanan publik di Kantor A?
Bagaimana dampaknya terhadap kepuasan masyarakat?
🧩 Menyelesaikan Masalah Akademik: Strategi Ilmiah
Setelah masalah dirumuskan, selanjutnya adalah menyusun kerangka penyelesaian:
✔️ Menggunakan Teori sebagai Pisau Analisis
Teori digunakan sebagai alat untuk membedah data lapangan.
Bandingkan praktik dengan teori dan nilai kesesuaian atau penyimpangan.
✔️ Data Lapangan sebagai Bukti
Gunakan wawancara, survei, observasi, dan dokumen untuk membuktikan masalah.
Data akan menguatkan argumen Anda secara objektif.
✔️ Temuan Menjawab Pertanyaan
Setiap temuan lapangan harus kembali menjawab pertanyaan penelitian.
Hindari menyajikan data yang tidak relevan dengan fokus masalah.
🎓 Mempresentasikan dan Mempertahankan Masalah di Sidang Akademik
✅ 1. Pahami Masalah Anda Sepenuh Hati
Mahasiswa harus tahu “kenapa masalah ini penting?”
Kuasai landasan teorinya dan realitas lapangannya.
✅ 2. Siapkan Bukti Pendukung
Kutipan teori dari sumber akademik (buku, jurnal)
Data primer dan sekunder dari lapangan
✅ 3. Gunakan Bahasa Ilmiah yang Tegas dan Jelas
“Berdasarkan teori X dari Y (2015), akuntabilitas publik menuntut transparansi penuh. Namun, hasil wawancara kami menunjukkan… sehingga kami menyimpulkan…”
✅ 4. Antisipasi Pertanyaan Dosen
Contoh pertanyaan umum:
- Mengapa masalah ini layak diteliti?
- Apakah masalah ini baru (original)?
- Kenapa Anda memilih pendekatan ini?
Tips menjawab:
- Tetap tenang, jawab dengan struktur: teori → fakta → alasan ilmiah.
- Jangan defensif, tapi argumentatif. Akui keterbatasan dengan solusi akademik.
🎯 Kesimpulan dan Rekomendasi
Menyusun dan menyelesaikan masalah akademik bukan hanya soal teknis menulis, tapi latihan berpikir ilmiah. Mahasiswa harus:
- Memahami perbedaan antara ideal (das sollen) dan realitas (das sein)
- Merumuskan masalah secara jelas dan tajam
- Menjawabnya dengan teori yang relevan dan data yang kuat
- Mempertahankan argumen dengan tenang dan cerdas di hadapan dosen penguji
Dengan pola pikir ilmiah dan latihan yang konsisten, siapa pun bisa membuat karya ilmiah yang kokoh dan bisa dipertanggungjawabkan secara akademis. (Alim Academia)
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar