Perayaan 17 Agustusan sebagai Momentum Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Tingkat RW
Oleh: Dr. Basa Alim Tualeka, M.Si (obasa)
Puisi :
"Empat Pilar di Tengah Merah Putih"
Pendahuluan
Portal Suara Academia: Setiap tanggal 17 Agustus, masyarakat Indonesia bersuka cita memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Di berbagai sudut tanah air, mulai dari pusat kota hingga pelosok desa, rakyat merayakannya dengan aneka lomba, upacara, panggung seni, dan gotong royong.
Namun di balik semangat perayaan itu, ada ruang kosong yang belum banyak disentuh: yaitu penyegaran nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan secara mendalam kepada masyarakat. Masyarakat, khususnya di tingkat Rukun Warga (RW), adalah akar dari keutuhan bangsa. Maka, momen 17 Agustusan sangat tepat untuk mengagendakan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan secara nasional di tingkat RW.
Empat Pilar Kebangsaan: Dasar Hidup Bernegara
Empat Pilar Kebangsaan yang dimaksud merupakan rumusan dari MPR RI yang terdiri atas:
- Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) sebagai konstitusi negara
- Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara
- Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu dalam keberagaman
Empat pilar ini bukan sekadar hafalan di ruang kelas, melainkan pedoman praktis dalam kehidupan berbangsa: mulai dari toleransi beragama, tanggung jawab sebagai warga negara, hingga komitmen menjaga persatuan dan menolak radikalisme.
Mengapa Sosialisasi Perlu Dilakukan di Tingkat RW?
1. RW adalah Unit Sosial yang Realistis dan Efektif
RW adalah ruang interaksi sosial yang paling aktif. Di sinilah warga berkumpul dalam kegiatan keagamaan, keamanan, kesehatan, hingga lomba 17-an.
→ Maka, edukasi kebangsaan paling logis dan berdampak jika dimulai dari lingkungan RW.
2. Tingkat Kesadaran Kebangsaan Perlu Dibangkitkan Lagi
Kian hari, masyarakat—khususnya generasi muda—terjebak dalam individualisme dan gempuran informasi digital yang kadang menyesatkan.
→ Sosialisasi empat pilar menjadi semacam "vaksin ideologis" terhadap radikalisme, separatisme, dan apatisme warga.
3. Momen 17 Agustus Penuh Semangat Nasionalisme
Momentum ini sarat dengan emosional kebangsaan. Warga bersatu, bergembira, dan mengenang jasa para pejuang.
→ Ketika disisipkan pemahaman nilai kebangsaan, maka pesan akan lebih mudah diterima karena dibalut suasana kegembiraan.
Contoh Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Saat 17 Agustusan
1. Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar antar-RT
2. Ceramah ringan atau refleksi kemerdekaan oleh tokoh lokal sebelum lomba dimulai
3. Pembacaan Ikrar Kebangsaan dan Pancasila massal
4. Teater atau drama perjuangan berbalut nilai Pancasila dan kebhinnekaan
5. Pemutaran film dokumenter perjuangan kemerdekaan + diskusi terbuka
6. Stand pameran atau Pojok Literasi Konstitusi dan Pancasila
7. Tenda Konsultasi Hukum & Konstitusi dengan narasumber ASN lokal
8. Musabaqah Pidato Kebangsaan tingkat remaja dan pemuda RW
Pandangan Para Pakar dan Tokoh Nasional
> Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI):
“MPR telah berupaya menyosialisasikan Empat Pilar, tapi efektivitasnya baru terasa jika dilakukan secara masif hingga tingkat paling bawah. RW adalah benteng awal NKRI.”
> Prof. Mahfud MD:
“Tidak cukup negara hanya memperingati kemerdekaan secara simbolis. Negara harus membentuk karakter warga secara ideologis. Itu bisa dimulai dari komunitas kecil seperti RW.”
> KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus):
“Pancasila tidak perlu diperdebatkan, cukup dijalankan. Tapi orang tak bisa menjalankannya kalau tidak paham maknanya.”
Kritik terhadap Perayaan 17-an yang Cenderung Seremonial
Sudah saatnya ritual tahunan 17 Agustusan tidak berhenti pada lomba panjat pinang, tarik tambang, atau pesta rakyat.
Kita butuh lebih dari sekadar perayaan. Kita butuh penyadaran.
Tanpa konten ideologis, perayaan hanya akan melahirkan semangat sesaat, bukan kesadaran jangka panjang.
→ Apalagi di tengah masyarakat yang rentan disusupi isu disintegrasi, SARA, dan hoaks politik.
Rekomendasi Kebijakan
1. MPR dan Kemendagri Mendorong Surat Edaran Nasional
Tentang “Integrasi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Kegiatan HUT RI di Tingkat RT/RW.”
2. Pemerintah Daerah Melatih Kader Pancasila
RT/RW perlu dibekali modul singkat agar bisa menyampaikan nilai kebangsaan secara ringan dan lokal.
3. Insentif bagi RW yang Mengembangkan Kegiatan Inovatif Berbasis Empat Pilar
Misalnya melalui lomba RW inspiratif oleh kecamatan/kabupaten.
4. Kolaborasi dengan Karang Taruna dan PKK
Dua lembaga masyarakat ini bisa menjadi motor utama penyebar nilai-nilai kebangsaan di lingkungan bawah.
Penutup: Dari RW, Indonesia Dijaga
Indonesia tidak hanya dijaga di Istana Negara, tapi di lorong-lorong kampung, balai RW, dan ruang keluarga warga.
Perayaan HUT RI adalah milik rakyat, dan rakyat harus diberi bekal untuk mencintai negerinya secara utuh — bukan hanya dengan semangat, tapi juga dengan pemahaman.
Mari jadikan Setiap 17 Agustusan sebagai momentum bukan hanya merayakan, tapi juga menguatkan jiwa kebangsaan.
Dari RW, Empat Pilar ditegakkan. Dari rakyat, Indonesia diselamatkan. (Alim Academia)
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar