Hablumminallah dan Hablumminannas dalam Usaha Maksimal, Doa Sepenuh Hati, dan Tawakkal kepada Allah
Oleh : Muhammad Tualeka
Pendahuluan
Portal Suara Academia: Islam adalah agama yang menekankan keseimbangan antara dimensi vertikal (hablumminallah: hubungan dengan Allah) dan dimensi horizontal (hablumminannas: hubungan dengan sesama manusia). Kedua aspek ini ibarat dua sayap burung; jika salah satunya patah, burung tidak akan bisa terbang. Begitu pula manusia, jika hanya fokus kepada Allah tanpa peduli sesama, atau sebaliknya, maka hidupnya akan pincang.
Kesuksesan dalam pandangan Islam bukan semata-mata hasil materi, melainkan juga keberkahan, ketenangan, dan manfaat bagi orang lain. Untuk itu, Islam menuntut manusia agar bekerja dengan sungguh-sungguh, berdoa dengan sepenuh hati, dan bertawakkal hanya kepada Allah.
1. Usaha Maksimal sebagai Tanggung Jawab Kehidupan
Allah SWT berfirman:
“Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin…” (QS. At-Taubah: 105).
Ayat ini menegaskan bahwa kerja keras bukan sekadar urusan dunia, melainkan tanggung jawab spiritual. Dalam Islam, usaha maksimal adalah bentuk syukur atas nikmat kesehatan, waktu, dan akal yang diberikan Allah.
Filosofi Islam:
Manusia lahir ke dunia dengan membawa amanah sebagai khalifah. Menjalankan pekerjaan dengan sungguh-sungguh adalah cara menjaga amanah tersebut. Kerja bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk menebar manfaat, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad).
2. Doa Sepenuh Hati: Jalan Menuju Ketenangan dan Harapan
Doa adalah inti ibadah, sebagaimana disebut dalam hadis:
“Doa itu adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi).
Doa mengajarkan manusia untuk tidak sombong. Seberapa besar pun usaha yang dilakukan, tetap ada ruang kosong yang hanya bisa diisi oleh pertolongan Allah.
Allah berjanji:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (QS. Ghafir: 60).
Filosofi Islam:
Doa adalah pengakuan bahwa manusia lemah. Dengan doa, hati menjadi lapang, jiwa terhindar dari putus asa, dan semangat tetap menyala meski tantangan menghadang.
3. Tawakkal: Penyerahan Hasil Kepada Allah
Setelah berusaha maksimal dan berdoa sepenuh hati, langkah berikutnya adalah tawakkal. Tawakkal bukan berarti menyerah tanpa usaha, melainkan menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan yang terbaik.
Allah SWT berfirman:
“Barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. Ath-Thalaq: 3).
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki: pagi hari keluar dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi).
Filosofi Islam:
Tawakkal membebaskan manusia dari kecemasan berlebihan. Dengan tawakkal, manusia belajar bahwa rezeki bukan hanya soal harta, tetapi juga kesehatan, ketenangan, keluarga yang sakinah, dan kesempatan berbuat baik.
4. Keseimbangan Hablumminallah dan Hablumminannas
Islam tidak hanya mengatur hubungan dengan Allah, tetapi juga hubungan dengan sesama manusia. Nabi ﷺ pernah ditanya tentang siapa orang yang paling baik akhlaknya, beliau menjawab:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hablumminallah ditunjukkan melalui ibadah ritual: shalat, puasa, zakat, doa, dan dzikir.
Hablumminannas diwujudkan melalui kejujuran, menepati janji, adil, bekerja profesional, membantu yang lemah, serta menebar rahmat bagi sekitar.
Filosofi Islam:
Keduanya harus berjalan bersama. Ibadah tanpa kepedulian sosial hanyalah kesalehan individual yang kering. Sebaliknya, kerja sosial tanpa ikatan spiritual akan rapuh dan kehilangan arah.
Kesimpulan
Kesuksesan dalam Islam lahir dari tiga pilar utama:
- Usaha maksimal → bentuk ikhtiar dan amanah sebagai khalifah.
- Doa sepenuh hati → pengakuan atas kelemahan manusia dan ketergantungan kepada Allah.
- Tawakkal → menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah, tanpa putus asa maupun sombong.
Semua itu hanya bisa tegak dengan menjaga keseimbangan hablumminallah dan hablumminannas. Dengan begitu, manusia tidak hanya meraih keberhasilan duniawi, tetapi juga keberkahan ukhrawi.
Filosofi kehidupan menurut Islam:
“Bekerjalah seolah-olah engkau akan hidup selamanya, dan beribadahlah seolah-olah engkau akan mati esok hari.”
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar