Rabu, 24 September 2025

KEMANDIRIAN BUMD DALAM MENGELOLAH POTENSI ALAM

Menggali Potensi Alam Maluku: Peran Strategis BUMD dan Hilirisasi Menuju Kemandirian Ekonomi

Oleh : Basa Alim Tualeka, MSi. 


Puisi : 

"Kemandirian BUMD Maluku"

Di tanah nikel, emas, dan rempah wangi,
Maluku berdiri menatap laut biru,
Bukan lagi tanah yang dijual murah,
Tapi rumah besar penuh janji,
Untuk rakyat yang setia menunggu.

Gas dan minyak bukan sekadar cerita,
Kelapa dan pala bukan sekadar sejarah,
Kini hilirisasi jadi makna,
Nilai tambah jadi arah,
Sejahtera rakyat jadi tujuan utama.

BUMD tak lagi diam di sudut,
Ia maju sebagai penggerak berani,
Menjaga hak anak negeri,
Mengikat janji dalam setiap keputusan,
Bahwa Maluku harus berdiri mandiri.

Pemerintah tegak dengan regulasi bersih,
Transparan, jujur, dan berpihak,
Menolak korupsi, menolak rakus,
Membuka jalan bagi generasi,
Agar Maluku tak lagi jadi penonton.

Maka bersatulah rakyat kepulauan,
Nyalakan api maritim dan energi,
Maluku bukan tanah terbuang,
Tapi pusat kejayaan negeri,
Untuk dunia tahu: kami berdiri abadi. (Obasa). 


A. Pendahuluan

Portal Suara Academia: Provinsi Maluku dikenal sebagai negeri seribu pulau dengan keindahan alamnya yang eksotis. Namun di balik keelokan panorama laut dan gugusan pulaunya, Maluku menyimpan kekayaan sumber daya alam yang luar biasa: nikel, emas, gas, minyak bumi, hasil laut, kelapa, hingga rempah-rempah yang sejak zaman kolonial sudah menjadi rebutan bangsa-bangsa asing. Ironisnya, potensi ini selama puluhan tahun belum sepenuhnya dinikmati rakyat Maluku sendiri. Sumber daya lebih banyak dieksploitasi oleh investor besar, sementara daerah hanya menjadi penyedia bahan mentah tanpa nilai tambah yang signifikan.

Oleh karena itu, hilirisasi menjadi kata kunci. Tidak cukup hanya menambang nikel, mengebor minyak, atau menebang kelapa, tetapi Maluku harus mengolahnya menjadi produk setengah jadi bahkan barang jadi bernilai tinggi. Di sinilah peran BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Maluku sangat penting: menjadi motor penggerak, regulator bisnis daerah, sekaligus mitra strategis pengusaha lokal maupun nasional dalam menciptakan rantai industri berkelanjutan.


B. Potensi Alam Maluku dan Strategi Hilirisasi

1. Nikel

Maluku memiliki cadangan nikel yang melimpah, terutama di Pulau Obi dan Halmahera Selatan (meskipun secara administratif ada yang masuk Malut). Nikel merupakan bahan baku penting untuk baterai kendaraan listrik. Jika hanya diekspor mentah, nilai tambahnya sangat rendah.

Hilirisasi: pembangunan smelter, industri baterai, hingga manufaktur komponen kendaraan listrik.

Peran BUMD: menjadi penghubung antara pemerintah daerah, pengusaha swasta nasional, dan investor asing, sekaligus mengawal agar tenaga kerja lokal terserap maksimal.

 

2. Emas

Potensi emas di Maluku cukup besar, seperti di Gunung Botak, Pulau Buru. Selama ini penambangan ilegal menimbulkan masalah lingkungan dan konflik sosial.

Hilirisasi: pabrik pemurnian emas skala daerah, industri perhiasan emas khas Maluku, hingga branding produk emas “Made in Maluku”.

Peran BUMD: mengelola izin usaha, membina penambang rakyat, serta mengintegrasikan dengan pasar emas nasional.


3. Gas dan Minyak Bumi

Blok Masela di Maluku Tenggara Barat adalah salah satu proyek gas terbesar di Asia. Namun tantangan terbesar adalah bagaimana agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Maluku.

Hilirisasi: pendirian kilang LNG di dekat lokasi eksplorasi, pembangunan pembangkit listrik berbahan gas untuk kepulauan Maluku, serta industri turunan seperti petrokimia.

Peran BUMD: menjadi co-owner dalam proyek pengolahan gas bersama investor besar, serta memastikan keterlibatan UMKM lokal dalam rantai pasok.


4. Kelapa

Maluku disebut sebagai “lumbung kelapa” karena tersebar luas di hampir semua pulau. Namun sayangnya, selama ini lebih banyak dijual dalam bentuk kopra.

Hilirisasi: industri minyak kelapa murni (VCO), kosmetik, biofuel, hingga produk makanan sehat berbasis kelapa.

Peran BUMD: membangun pabrik bersama koperasi petani, menghubungkan dengan pasar nasional dan ekspor (Eropa, Timur Tengah).


5. Rempah-rempah

Cengkeh, pala, kayu manis, dan fuli adalah warisan sejarah Maluku yang pernah membuat bangsa Eropa berlayar ribuan mil. Kini, rempah bisa kembali menjadi “emas hijau” jika diolah modern.

Hilirisasi: industri minyak atsiri, obat herbal, minuman kesehatan, hingga pariwisata kuliner berbasis rempah.

Peran BUMD: mendirikan pusat riset rempah Maluku, menggandeng perguruan tinggi, serta membuka pasar ekspor ke Eropa dan Amerika.


6. Perikanan dan Laut

Laut Maluku kaya dengan ikan tuna, cakalang, udang, dan rumput laut. Sayangnya, banyak yang masih diekspor dalam bentuk bahan mentah.

Hilirisasi: industri pengalengan ikan, pabrik pakan, industri rumput laut untuk farmasi dan kosmetik.

Peran BUMD: membangun kawasan industri perikanan terpadu, mengatur distribusi hasil laut, serta membatasi kapal asing ilegal.


C. Peran BUMD dalam Skema Hilirisasi

BUMD tidak boleh hanya jadi “stempel” proyek investor besar. Ada tiga fungsi vital yang harus dimainkan:


1. Sebagai Mitra Strategis

BUMD menjadi jembatan antara pemerintah daerah, pengusaha lokal, BUMN, dan investor nasional/asing. Misalnya, proyek smelter nikel bisa dijalankan melalui kerjasama tripartit: BUMD – swasta nasional – investor asing.

 

2. Sebagai Penguat Regulasi dan Tata Kelola

Hilirisasi harus sejalan dengan tata kelola yang bersih. BUMD wajib memastikan tidak ada praktik korupsi, setoran ilegal, atau monopoli yang merugikan masyarakat.

 

3. Sebagai Agen Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Rakyat Maluku jangan hanya jadi penonton. BUMD bisa melibatkan koperasi nelayan, kelompok petani kelapa, hingga UMKM dalam rantai nilai. Contoh: industri minyak kelapa berbasis desa yang dikonsolidasikan BUMD untuk skala ekspor.


D. Kolaborasi dengan Pengusaha Nasional

Tidak semua industri bisa dikerjakan BUMD sendiri karena keterbatasan modal dan teknologi. Karena itu, sinergi dengan pengusaha nasional sangat penting. Bentuk kolaborasinya bisa berupa:

  • Joint Venture: BUMD memegang saham minoritas namun punya hak veto pada aspek stra
  • Offtake Agreement: pengusaha swasta membeli hasil olahan dari BUMD dengan harga tetap, sehingga pasar lebih terjamin.
  • Skema Bagi Hasil: pendapatan dibagi proporsional dengan kontribusi modal, tenaga kerja, dan teknologi.


E. Pasar Nasional dan Global

Produk hasil hilirisasi Maluku memiliki potensi besar:

  • Baterai nikel → pasar Asia dan Eropa.
  • LNG → Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.
  • Minyak kelapa dan VCO → Amerika dan Eropa.
  • Rempah-rempah dan minyak atsiri → industri farmasi global.
  • Ikan tuna dan cakalang → pasar ekspor Jepang, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

Dengan strategi hilirisasi, nilai ekspor bisa meningkat 5–10 kali lipat dibanding ekspor bahan mentah.


F. Tantangan

  • Infrastruktur pelabuhan dan listrik di pulau-pulau kecil masih terbatas.
  • SDM lokal butuh pelatihan agar bisa bersaing.
  • Korupsi dan birokrasi yang berbelit masih menjadi hambatan.
  • Resistensi investor besar yang tidak ingin berbagi keuntungan dengan daerah.


G. Rekomendasi Strategis

  1. Bangun roadmap hilirisasi Maluku 2025–2045 dengan target jelas per sektor.
  2. Perkuat BUMD Maluku Energi, Maluku Mining, dan Maluku Agro sebagai motor utama.
  3. Libatkan perguruan tinggi lokal dalam riset dan inovasi.
  4. Dorong regulasi insentif pajak untuk industri hilirisasi di Maluku.
  5. Pastikan keterlibatan masyarakat melalui koperasi dan UMKM.


H. Penutup

Maluku tidak boleh lagi hanya menjadi pemasok bahan mentah yang murah. Dengan strategi hilirisasi dan peran aktif BUMD, Maluku bisa berdiri sejajar dengan provinsi maju lainnya. Nikel bisa berubah jadi baterai, kelapa jadi biofuel, rempah jadi minyak atsiri, dan ikan jadi produk ekspor unggulan. Jika ini berhasil, maka cita-cita menjadikan Maluku sebagai pusat ekonomi maritim dan energi Indonesia Timur bukanlah mimpi, melainkan kenyataan. (Alim Academia)



Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga :

Translate

Cari Blog Ini