Fitnah Ketika Hati Terbelah: Antara Luka, Lisan, dan Logika
✒️ “Fitnah lahir dari hati yang luka, tumbuh dari lisan yang tergesa, dan menyebar dalam jiwa yang kehilangan logika.”
๐ข๐น๐ฒ๐ต : ๐๐ฎ๐๐ฎ ๐๐น๐ถ๐บ ๐ง๐๐ฎ๐น๐ฒ๐ธ๐ฎ (๐ข๐ฏ๐ฎ๐๐ฎ).
๐ฃ๐๐ถ๐๐ถ :
Pendahuluan
Luka yang Tak Tertangani, Bisa Menjadi Fitnah
Portal Suara Academia: Manusia adalah makhluk penuh rasa. Dalam hidupnya, ia tak pernah lepas dari ujian batin: cinta, kecewa, harapan, iri, dan dendam. Ketika hati sedang utuh, akal sehat bekerja jernih. Namun, saat hati terbelah—karena sakit, kecewa, atau cemburu—sering kali lisan menjadi senjata, bukan alat kebaikan. Dari sinilah, fitnah muncul, menghancurkan yang tak seharusnya hancur.
Makna Fitnah dalam Islam dan Filosofi Hidup
1. Fitnah dalam Islam
Fitnah berasal dari kata “fatana”, yang berarti menguji, membakar, atau menggoda. Dalam Al-Qur’an, kata ini mengandung arti ujian besar, tetapi juga berarti kebohongan dan kezaliman terhadap orang lain.
Allah SWT berfirman:
"Dan fitnah itu lebih besar (dahsyat) daripada pembunuhan." (QS. Al-Baqarah: 191)
Dan juga
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (tabayyun), agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya..." (QS. Al-Hujurat: 6)
Fitnah, dengan demikian, bukan hanya dosa besar, tetapi juga bencana sosial yang melibatkan banyak pihak dan sulit dikembalikan setelah tersebar.
2. Filosofi Kehidupan: Lidah Lebih Tajam dari Pedang
Para bijak sejak zaman Yunani hingga tokoh-tokoh sufi dan Jawa sepakat bahwa lidah manusia dapat lebih tajam dari" pedang. Luka karena senjata bisa sembuh, tetapi luka karena kata-kata sering menetap seumur hidup.
"Orang bodoh jika diam, ia akan tampak bijaksana. Orang cerdas jika tak mampu menahan lidahnya, akan terjatuh dalam kehinaan." — Imam Ali bin Abi Thalib
Dalam pandangan filsafat eksistensial, manusia adalah makhluk sadar, dan tanggung jawab atas ucapan adalah bagian dari eksistensinya. Ucapan yang menjatuhkan orang lain tanpa bukti sama dengan menghilangkan eksistensi mereka di hadapan publik—sebuah bentuk pembunuhan karakter.
Sebab Munculnya Fitnah Ketika Hati Terbelah
A. Kekecewaan yang Terpendam
Seseorang yang merasa dikhianati atau tidak dihargai akan menyimpan bara dalam dirinya. Bila tak terkelola, ia bisa meledak dalam bentuk narasi palsu untuk melampiaskan luka batin.
B. Cinta yang Berujung Luka
Dalam kasus asmara, ketika cinta tak bersambut atau terjadi pengkhianatan, fitnah bisa menjadi mekanisme pertahanan ego yang merasa direndahkan.
C. Persaingan dan Ambisi
Dalam dunia kerja, organisasi, atau politik, fitnah sering kali digunakan sebagai alat menjatuhkan rival. Hati yang tersayat oleh persaingan, jika tidak diredam dengan akhlak dan logika, akan melahirkan fitnah sebagai strategi busuk.
Dampak Fitnah dalam Kehidupan Sosial
- Merusak reputasi orang yang difitnah
- Menciptakan polarisasi dan konflik antar kelompok
- Menanamkan prasangka buruk (suudzon) dalam masyarakat
- Menghilangkan kepercayaan publik
- Menjadi dosa jariyah jika disebarkan secara digital dan terus dipercaya
Strategi Menangkal dan Menghindari Fitnah
✅ 1. Tabayyun: Klarifikasi Sebelum Percaya
Sikap kritis dan tidak mudah termakan informasi sangat dianjurkan. (QS. Al-Hujurat: 6)
✅ 2. Jaga Lisan dan Media Sosial
Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim)
Di era digital, jari adalah lisan kedua. Apa yang kita ketik bisa menjadi fitnah dan bencana.
✅ 3. Memaafkan Walau Tersakiti
Kekuatan pemaafan adalah obat hati yang mencegah seseorang membalas dengan fitnah. Allah mencintai orang-orang yang memberi maaf. (QS. Asy-Syura: 40)
✅ 4. Bangun komunikasi jujur dan terbuka
Kadang fitnah muncul karena miskomunikasi. Hati yang remuk harus diberi ruang bicara, bukan hanya dibiarkan mendidih.
Penutup
Hati yang Terkelola, Lisan yang Terkawal
Fitnah bukan hanya urusan dosa, tetapi juga soal tanggung jawab sosial dan moral. Hati yang terbelah adalah kondisi manusiawi, tetapi jangan biarkan ia menuntun kita untuk merusak orang lain. Kesejatian manusia bukan terletak pada seberapa sering ia terluka, tetapi bagaimana ia memilih tetap jujur meski hatinya patah.
“Kebenaran akan tetap tegak meski sendirian, dan fitnah akan runtuh meski disambut tepuk tangan.”
๐ Catatan Akhir:
๐น Jangan sebarkan informasi sebelum dicek.
๐น Jangan percaya cerita yang berasal dari dendam.
๐น Jangan benci karena cinta tak bersambut.
๐น Jangan jadikan luka sebagai alasan untuk berbuat zalim.
Berikut adalah doa agar terhindar dari fitnah, baik fitnah dunia, manusia, maupun fitnah akhirat, disertai lafal Arab, Latin, dan artinya:
Doa Memohon Perlindungan dari Fitnah
Allฤhumma innฤซ a‘ลซdzu bika minal-fitani mฤ แบahara minhฤ wa mฤ baแนญan.
Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari segala fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi."
Doa Rasulullah SAW agar Terhindar dari Fitnah Dajjal dan Dunia
Allฤhumma innฤซ a‘ลซdzu bika min ‘adzฤbi jahannam, wa min ‘adzฤbil-qabr, wa min fitnatil-maแธฅyฤ wal-mamฤt, wa min sharri fitnatil-masฤซแธฅid-dajjฤl.
Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."
Doa Perlindungan dari Lisan dan Perbuatan Zalim Orang Lain
Allฤhumma ikfinฤซhim bimฤ syi’ta.
Artinya:
"Ya Allah, lindungilah aku dari mereka sesuai kehendak-Mu."
Tambahan Hikmah:
“Orang yang menyebar fitnah ibarat menyalakan api di tengah padang kering. Sedikit kata, namun membakar luas.” —Ali bin Abi Thalib R.A
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar