Kamis, 19 Juni 2025

JODOH DAN AJAL: RISAU PADA YANG BELUM PASTI, LUPA PADA YANG SUDAH PASTI

Jodoh dan Ajal: Risau pada yang Belum Pasti, Lupa pada yang Sudah Pasti

Oleh: 𝗕𝗮𝘀𝗮 𝗔𝗹𝗶𝗺 𝗧𝘂𝗮𝗹𝗲𝗸𝗮 (𝗼𝗯𝗮𝘀𝗮). 


𝗣𝘂𝗶𝘀𝗶 : 

"Jodoh dan Ajal"

Jodoh, Sesuatu yang belum tentu kamu miliki,
tapi selalu kamu cari,
kamu pikirkan, kamu tunggu,
seolah tanpanya hidup tak utuh.

Kamu sebut namanya dalam doa,
menyusuri waktu dengan harap-harap cemas,
berharap semesta membuka jalan,
agar dua hati bisa bersatu dalam ikatan.

Padahal jodoh,
adalah takdir yang tak bisa kamu paksa,
ia datang bukan karena kuatnya keinginan,
tapi karena waktunya sudah tiba.

Lalu ada Ajal,
sesuatu yang pasti,
yang kamu akan hadapi,
tak ada manusia bisa mengelak,
tak ada makhluk bisa menunda.

Tapi kamu jarang peduli,
tak banyak bicara tentangnya,
tak pernah sungguh-sungguh bersiap,
seolah hidup ini akan abadi.

Aneh, Jodoh yang belum pasti kamu risaukan,
Ajal yang pasti, justru kamu abaikan.

Kamu siapkan pesta pernikahan,
tapi lupa menyiapkan bekal kematian.
Kamu tata masa depan bersama orang tercinta,
tapi lupa menata jalan pulang pada Yang Maha Esa.

Wahai jiwa yang sering lalai,
ingatlah:
Jodoh bisa datang atau tidak,
tapi Ajal akan tiba tanpa syarat. (Obasa)


Pendahuluan

Portal Suara Academia: Manusia kerap disibukkan oleh hal-hal yang belum tentu terjadi, sementara hal-hal yang pasti justru sering diabaikan. Salah satu contohnya adalah jodoh dan ajal. Jodoh adalah rahasia Allah yang belum tentu menjadi milik kita, namun sering dirisaukan siang dan malam. Sementara ajal, yang pasti akan datang kepada setiap manusia tanpa bisa ditunda atau dimajukan, justru sering tidak disiapkan dengan sungguh-sungguh.

Fenomena ini menunjukkan betapa manusia sering terjebak dalam kesibukan dunia yang semu, dan melupakan hikmah serta tanggung jawab spiritual dalam hidupnya.


Makna Jodoh dalam Pandangan Islam dan Filosofi

Dalam Islam, jodoh adalah bagian dari takdir Allah yang telah tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Az-Zariyat: 49)

Jodoh bukan smata-mata soal cinta atau pernikahan, tetapi tentang kesesuaian ruh, tanggung jawab, dan amanah dalam rumah tangga serta keberlangsungan kehidupan sosial yang beradab.

Secara filosofi, Plato dalam karyanya Symposium pernah menyatakan bahwa manusia pada dasarnya mencari "belahan jiwanya", bagian dari dirinya yang terpisah, dan menyatu untuk menemukan keutuhan eksistensial. Namun, para filsuf bijak dari Timur seperti Confucius dan ulama sufi seperti Jalaluddin Rumi, justru menekankan bahwa jodoh bukan tujuan, tetapi jalan untuk mengenal diri dan Tuhan.

Cinta bukan untuk memiliki, tapi untuk menyempurnakan.” (Jalaluddin Rumi)


Ajal: Yang Pasti, Tapi Diabaikan

Dalam Al-Qur’an, Allah telah menegaskan bahwa ajal adalah ketetapan yang pasti bagi setiap makhluk:

Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34) 

Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa: 78)

Ajal bukan hanya kematian, tetapi batas waktu manusia untuk menunaikan amanah hidup. Ia adalah pengingat bahwa dunia hanya persinggahan, bukan tujuan utama.

Sayangnya, banyak manusia lebih cemas mencari pasangan, namun tidak pernah cemas tentang bekal pulang ke akhirat. Padahal jodoh mungkin tidak datang, tapi ajal sudah pasti menjemput.


Mengapa Manusia Lebih Risau Jodoh Daripada Ajal?

1. Karena cinta dunia lebih mendominasi hati.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

Akan datang kepada umatku suatu zaman di mana mereka mencintai dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)

 

2. Karena lupa bahwa hidup ini singkat dan fana.

Filosofi Stoik dari Yunani mengajarkan “memento mori” — ingatlah kematian, sebagai dasar untuk hidup dengan benar.


3. Karena manusia cenderung menunda yang penting untuk mengejar yang mendesak.

Jodoh terasa “mendesak” karena tekanan sosial, sementara persiapan mati terasa “nanti saja” karena tidak tahu kapan.


Refleksi dan Solusi

1. Tata niat

Kejar jodoh bukan karena kekurangan, tapi karena ingin menyempurnakan ibadah.

2. Siapkan bekal akhirat

Amal baik, ilmu bermanfaat, dan hati yang bersih.

3. Latih kepekaan spiritual

Dengan zikir, tafakur, dan muhasabah harian.

4. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan terakhir.

Nabi Muhammad SAW bersabda: 

Gunakan lima sebelum lima: masa mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, senggangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim)


Penutup

Jodoh adalah rezeki yang boleh kita usahakan, bukan untuk dikhawatirkan. Ajal adalah kepastian yang harus disiapkan, bukan untuk ditakutkan.

Hidup yang bijak adalah hidup yang tenang dalam ikhtiar, dan sadar dalam takdir.

Hidup bukan tentang seberapa lama kita menanti jodoh, tapi seberapa baik kita menanti ajal dalam keadaan siap.” (Alim Academia)



Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga :

Translate

Cari Blog Ini