“Dana Hibah Jatim Sebaiknya Jadi Modal Bergulir Tanpa Bunga untuk Rakyat”
Hasil dialog khusus dengan Basa Alim Tualeka (obasa).
Pendahuluan
Portal Suara Academia: Skandal dana hibah Jawa Timur senilai Rp 32,8 triliun menimbulkan kekecewaan besar di tengah masyarakat. Alih-alih membantu pembangunan, dana ini justru tersandung kasus penyalahgunaan dan dugaan korupsi. Padahal, jika dikelola dengan benar, dana tersebut dapat menjadi instrumen ekonomi rakyat yang luar biasa.
Salah satu opsi terbaik adalah menjadikannya modal bergulir tanpa bunga. Konsep ini mengedepankan semangat gotong royong dan pemberdayaan ekonomi keluarga. Bukan sekadar bantuan habis pakai, melainkan investasi sosial yang terus berputar, membantu jutaan keluarga di Jawa Timur.
Simulasi Perhitungan
Total dana hibah: Rp 32,8 triliun = Rp 32.800.000.000.000
Modal per rumah tangga: Rp 25 juta = Rp 25.000.000
32.800.000.000.000 ÷ 25.000.000 = 1.312.000
👉 Artinya, 1.312.000 rumah tangga di Jawa Timur bisa mendapat modal Rp 25 juta tanpa bunga.
Karena sistem ini bergulir, setelah 2–3 tahun pengembalian, dana bisa dipinjamkan lagi kepada rumah tangga lain. Dalam 10 tahun, potensinya bisa menjangkau seluruh keluarga miskin di Jawa Timur.
Dialog Bersama Dr. Basa Alim Tualeka (Obasa)
Wartawan:
Pak Obasa, apa yang membedakan dana bergulir tanpa bunga dengan hibah biasa?
Dr. Basa Alim Tualeka:
Bedanya sangat besar. Hibah biasa sekali cair, habis begitu saja. Sementara dana bergulir tanpa bunga akan terus hidup, berputar, dan memberi manfaat berulang. Misalnya, satu keluarga dapat Rp 25 juta. Setelah usaha mereka jalan, mereka mengembalikan cicilan tanpa bunga. Uang itu lalu dipinjamkan lagi ke keluarga lain. Itulah bedanya: sustainable.
Wartawan:
Bagaimana agar masyarakat disiplin mengembalikan dana tanpa bunga itu?
Dr. Basa Alim Tualeka:
Kuncinya ada di pendampingan dan kelembagaan. Dana jangan diberikan individu lepas, tapi melalui koperasi desa, BUMDes, atau kelompok usaha syariah. Setiap orang merasa punya tanggung jawab sosial, bukan utang berbunga. Konsep ini sudah lama dikenal dalam Islam: qardhul hasan — pinjaman kebaikan tanpa bunga, yang orientasinya keberkahan, bukan keuntungan sepihak.
Wartawan:
Apakah ini realistis diterapkan di Jawa Timur?
Dr. Basa Alim Tualeka:
Sangat realistis. Jawa Timur punya basis koperasi yang kuat, budaya gotong royong yang hidup, dan jaringan pesantren yang bisa menjadi motor penggerak. Bayangkan, kalau dana Rp 32,8 triliun masuk ke koperasi syariah desa, tidak hanya ekonomi rakyat yang bangkit, tapi juga tumbuh rasa keadilan sosial. Itu jauh lebih sehat daripada dana hibah yang rawan bancakan politik.
Perspektif Para Ahli
1. Ekonomi → Dana bergulir tanpa bunga menciptakan multiplier effect lebih besar daripada hibah konsumtif. Modal kembali, berputar, dan memperluas jangkauan bantuan.
2. Sosial → Mengurangi kesenjangan, memperkuat solidaritas antarwarga, dan membangun rasa tanggung jawab kolektif.
3. Politik → Mengurangi ruang korupsi, sekaligus meningkatkan legitimasi pemerintah di mata rakyat.
4. Kebijakan Publik → Sesuai prinsip akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi.
Rekomendasi Strategis
- Ubah paradigma hibah jadi dana bergulir syariah tanpa bunga → berbasis qardhul hasan.
- Salurkan melalui koperasi desa, BUMDes, dan pesantren agar transparan dan terawasi.
- Pendampingan usaha → literasi keuangan, pelatihan bisnis, dan monitoring produktivitas.
- Transparansi digital → setiap desa memiliki dashboard terbuka untuk publik.
- Evaluasi berbasis dampak → bukan hanya seberapa cepat dana terserap, tetapi seberapa besar kesejahteraan rakyat meningkat.
Penutup
Rp 32,8 triliun bukan hanya angka, tetapi amanah besar. Jika dialihkan menjadi dana bergulir tanpa bunga, lebih dari 1,3 juta rumah tangga bisa bangkit. Dalam satu dekade, seluruh keluarga miskin di Jawa Timur bisa terbantu.
Seperti pesan Dr. Basa Alim Tualeka (Obasa):
“Jangan biarkan dana rakyat hilang karena korupsi. Jadikan ia modal bergulir yang memberi hidup bagi banyak keluarga, berputar dari generasi ke generasi. Itulah makna pembangunan yang sesungguhnya.” (Alim Academia)
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar