Sabtu, 27 September 2025

EVALUASI PELAKSANAAN MBG DI INDONESIA

Perusahaan Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG): implementasi Serahkan Kepada Ahlinya

Oleh: Basa Alim Tualeka (Obasa)


Puisi : 

"Pelaksanaan MBG Indonesia"

Makan bergizi, hak setiap insan,
bukan sekadar kenyang di perut yang lapar,
tapi cahaya ilmu yang tumbuh di kepala,
dan kekuatan jiwa yang lahir dari gizi sempurna.

Negeri ini belajar dari hikmah lama,
“Jika amanah tak di tangan ahlinya, tunggulah derita,”
maka MBG bukan permainan untung-rugi,
ia adalah janji suci, bakti negeri pada generasi.

Ahli katering yang berpeluh setiap hari,
sudah paham seluk-beluk melayani,
cepat, tepat, benar, dan prima,
itulah ibadah dalam bentuk kerja nyata.

Bayangkanlah anak-anak di pelosok desa,
menerima makanan dengan wajah gembira,
senyum mereka adalah doa yang terucap,
untuk negeri yang tak pernah lelah mengharap.

Makan bergizi gratis bukan hadiah semata,
ia investasi bangsa, ia cinta yang nyata,
urat bangsa yang digerakkan dengan kasih,
agar kelak kuat, sehat, dan tak mudah letih.

O Indonesia,
serahkanlah program ini pada ahlinya,
agar tak lahir kerusakan dan kecewa,
agar tumbuh generasi emas penuh cahaya. (Obasa) 


A. Pendahuluan

Portal Suara Academia: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah merupakan salah satu bentuk intervensi strategis negara dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pembangunan sumber daya manusia (SDM). MBG bukan sekadar soal penyediaan makanan, melainkan juga upaya menjamin hak dasar rakyat, khususnya anak-anak sekolah, pesantren, dan kelompok masyarakat rentan, agar tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Namun, sebuah program besar seperti MBG tidak cukup hanya dengan niat baik, melainkan harus ditopang oleh sistem yang ahli, profesional, dan berpengalaman. Pepatah klasik yang berlaku lintas zaman adalah:

Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (Hadis Riwayat Bukhari)

Maka, pilihan siapa yang menjadi pelaksana MBG menjadi sangat penting. Bila pelaksana diserahkan kepada perusahaan katering berpengalaman, maka pelayanan akan cerdas, cepat, tepat, benar, dan prima. Namun, jika diserahkan kepada perusahaan baru tanpa pengalaman, maka besar kemungkinan terjadi kekacauan, pemborosan, dan gagalnya tujuan mulia program.


B. Mengapa Katering Berpengalaman Adalah Ahli MBG

Menyediakan makanan bergizi untuk jutaan penerima bukan pekerjaan sederhana. Katering berpengalaman memiliki keunggulan:

1. Penguasaan Manajemen Dapur Skala Besar

Mereka terbiasa melayani ratusan hingga ribuan orang setiap hari, dengan standar higienis, gizi seimbang, dan cita rasa.

2. Jaringan Bahan Baku yang Kuat

Katering ahli punya pemasok tetap (sayur, daging, beras, lauk) sehingga harga lebih stabil dan kualitas terjamin.

3. SDM yang Terlatih

Juru masak, tenaga distribusi, hingga supervisor sudah terlatih bekerja di bawah tekanan waktu.

4. Sistem Pengantaran Cepat dan Tepat

Logistik katering berpengalaman biasanya dilengkapi dengan kendaraan, wadah penyimpanan, dan sistem kontrol distribusi.

5. Fleksibilitas dan Kreativitas Menu

Anak-anak tidak bisa makan menu yang monoton. Katering ahli mampu menyajikan variasi menu tanpa mengorbankan gizi.

Sebaliknya, jika MBG diserahkan kepada perusahaan baru yang tidak pernah melayani orang banyak, potensi masalah sangat besar: makanan basi, keterlambatan distribusi, menu tidak sesuai standar gizi, hingga pemborosan anggaran negara.


C. Filosofi Pelayanan MBG: Cepat, Tepat, Benar, dan Prima

1. Cepat

Makanan harus sampai tepat waktu, terutama bagi anak sekolah yang memiliki jadwal belajar padat. Keterlambatan distribusi akan mengganggu proses belajar.

2. Tepat

Tepat dalam menu, jumlah, dan sasaran. Tidak boleh ada sekolah atau penerima yang tertinggal, dan porsi harus sesuai kebutuhan gizi anak.

3. Benar

Benar dari sisi nutrisi, kualitas bahan, dan halal-tayyib. Dalam Islam, makanan yang masuk ke tubuh harus halalan thayyiban agar mendatangkan keberkahan.

4. Prima

Pelayanan tidak hanya soal mengenyangkan, tetapi juga membangun kebahagiaan, kenyamanan, dan semangat anak. Makanan disajikan dengan layak, bersih, menarik, dan penuh kasih.


D. Dalil dan Filosofi Keahlian

Islam menekankan pentingnya menyerahkan urusan pada ahlinya. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)

Amanah dalam konteks MBG berarti bahwa negara wajib memastikan makanan bergizi sampai kepada penerimanya secara adil, tepat, dan profesional.


Selain itu, sebuah kaidah hikmah menyatakan:

Segala sesuatu bila tidak ditangani ahlinya, maka tunggulah kerusakan.”

Jika MBG diberikan kepada pihak yang tidak ahli, akibatnya bukan hanya kerugian materi, tetapi juga rusaknya kepercayaan rakyat pada negara.


E. MBG sebagai Instrumen Keadilan Sosial

Makan Bergizi Gratis bukan sekadar program pangan, melainkan strategi kebangsaan.

1. Keadilan Sosial bagi Semua

Anak-anak dari keluarga miskin seringkali datang ke sekolah tanpa sarapan. MBG menjawab kesenjangan tersebut.

2. Investasi SDM Jangka Panjang

Anak sehat dan cerdas hari ini akan menjadi generasi emas Indonesia 2045.

3. Menurunkan Angka Stunting dan Gizi Buruk

Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait stunting. MBG adalah solusi nyata.

4. Penguatan Rasa Kebangsaan

Makanan gratis di sekolah akan menumbuhkan rasa gotong royong negara hadir untuk rakyat.


F. Tantangan Implementasi MBG

1. Skala Nasional

MBG mencakup jutaan siswa, santri, dan masyarakat. Tanpa sistem logistik yang rapi, akan kacau.

2. Pengawasan Gizi

Tidak semua katering memiliki ahli gizi. Dibutuhkan standar nasional agar setiap menu memenuhi syarat.

3. Transparansi Anggaran

Karena anggarannya besar, MBG rawan korupsi. Maka perlu audit berkala dan keterlibatan publik.

4. Kesiapan Infrastruktur Sekolah

Banyak sekolah di pelosok belum memiliki dapur atau ruang makan yang layak.


G. Refleksi Filosofis: MBG dan Jalan Bangsa

Program MBG dapat dipandang sebagai filosofi “urat bangsa”. Urat, bila tidak digerakkan, akan melemah. Bila digerakkan dengan benar, akan mencapai puncak kekuatan dan kesempurnaan.

Demikian pula dengan bangsa: jika rakyat tidak diberi gizi baik, daya pikir dan daya saing melemah. Tapi bila rakyat diberi asupan bergizi, bangsa ini akan tumbuh kuat, sehat, dan berperadaban tinggi.


H. Kesimpulan

MBG adalah amanah kebangsaan. Untuk menjadikannya berhasil, pelaksanaan harus diserahkan kepada perusahaan katering yang ahli, berpengalaman, dan profesional. Pelayanan harus cepat, tepat, benar, dan prima.

Dalil agama, kaidah hikmah, dan filosofi kebangsaan semuanya menegaskan:

Segala sesuatu harus diserahkan pada ahlinya. Jika tidak, tunggulah kerusakan.

Maka, demi keberhasilan MBG Indonesia, jangan sekadar memilih pelaksana berdasarkan kepentingan politik atau bisnis sesaat, tetapi pilihlah mereka yang ahli, amanah, dan berpengalaman.

Dengan begitu, MBG akan menjadi bukan hanya program makan gratis, melainkan juga pondasi strategis lahirnya generasi emas Indonesia 2045. (Obasa).



Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga :

Translate

Cari Blog Ini