Dampak Kereta Cepat Jakarta–Surabaya : Peluang Strategis bagi Investasi, Pariwisata, dan UMKM di Jawa Timur
Oleh : Basa Alim Tualeka (obasa)
Portal Suara Academia: Rencana pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Surabaya menjadi salah satu proyek strategis nasional yang dinilai mampu mengubah lanskap mobilitas, ekonomi, dan interaksi antarkawasan di Pulau Jawa. Saat ini perjalanan Jakarta–Surabaya dengan kereta konvensional membutuhkan waktu sekitar delapan jam, sementara dengan pesawat memang lebih cepat, tetapi akses bandara, prosedur keberangkatan, dan biaya tidak selalu efisien bagi semua kalangan. Dengan adanya kereta cepat, waktu tempuh diproyeksikan menjadi sekitar tiga hingga empat jam saja, menjadikannya alternatif transportasi yang praktis, nyaman, dan kompetitif.
Perubahan waktu tempuh ini bukan hanya soal kecepatan perjalanan, tetapi tentang transformasi hubungan ekonomi antarwilayah, khususnya bagi Jawa Timur sebagai salah satu pusat industri, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan di Indonesia. Tiga sektor yang paling berpotensi memperoleh keuntungan signifikan adalah investasi, pariwisata, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Namun, manfaat tersebut tidak akan terjadi secara otomatis. Ia membutuhkan perencanaan kebijakan yang matang, koordinasi antar-level pemerintahan, dan kesiapan pelaku ekonomi lokal untuk memanfaatkan peluang.
1. Dampak Terhadap Investasi: Pembentukan Koridor Ekonomi Baru
Kereta cepat secara langsung mengurangi biaya waktu dalam mobilitas barang, orang, tenaga ahli, dan koordinasi bisnis. Ketika biaya waktu turun, aktivitas ekonomi lintas kota meningkat. Hal ini dapat melahirkan koridor ekonomi baru yang menghubungkan Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya sebagai sabuk produksi, perdagangan, dan jasa strategis.
a. Konektivitas Meningkat, Daya Tarik Investasi Naik
Jawa Timur selama ini memiliki basis industri yang kuat di Gresik, Sidoarjo, Lamongan, Pasuruan, dan Surabaya. Dengan konektivitas cepat ke Jakarta, investor nasional dan internasional akan lebih tertarik menempatkan kantor regional, pabrik, atau fasilitas distribusi di Jawa Timur, karena:
- akses pasar nasional lebih luas,
- ongkos logistik menurun,
- koordinasi antar-manajemen pusat dan cabang lebih efisien,
- tenaga ahli dapat hilir-mudik tanpa kehilangan banyak waktu.
b. Peluang Pengembangan Transit Oriented Development (TOD)
Stasiun kereta cepat berpotensi menjadi pusat pertumbuhan baru. Kawasan sekitar stasiun dapat dikembangkan menjadi:
- pusat bisnis (CBD mini),
- pusat pergudangan modern,
- kawasan pendidikan dan inovasi,
- perumahan produktif terjangkau bagi pekerja.
Jika Pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu mengatur tata ruang sejak awal, maka pertumbuhan kawasan tersebut dapat menguntungkan masyarakat lokal, bukan hanya pemilik modal besar.
c. Tantangan: Struktur Tarif dan Pembiayaan
Namun, peluang ini bergantung pada dua faktor penting:
- Keterjangkauan tarif → Jika tiket terlalu mahal, penggunaan kereta cepat akan terbatas pada kelompok menengah atas dan pelaku bisnis besar, sehingga dampak ekonomi massal akan berkurang.
- Transparansi pembiayaan proyek → Beban fiskal harus dikendalikan agar tidak membebani APBN atau APBD dalam jangka panjang.
Dengan perencanaan fiskal yang hati-hati dan kemitraan yang tepat antara pemerintah dan sektor swasta, potensi investasi dapat dimaksimalkan tanpa risiko ekonomi yang berlebihan.
2. Dampak Terhadap Pariwisata: Meningkatkan Akses dan Jumlah Kunjungan
Pariwisata adalah sektor yang sangat dipengaruhi oleh aksesibilitas. Semakin mudah, cepat, dan terjangkaunya suatu destinasi, semakin besar pula minat wisatawan untuk berkunjung.
a. Wisata Multi-Kota Menjadi Lebih Realistis
Dengan kereta cepat, wisatawan dari Jakarta dapat:
- sarapan di Surabaya,
- jelajah kota tua dan kuliner,
- lalu sore atau malam pulang kembali.
Begitu juga sebaliknya, warga Surabaya dapat melakukan wisata harian ke Jakarta atau Bandung. Selain itu, paket wisata multi-kota Surabaya–Malang–Batu–Banyuwangi akan semakin menarik, karena Surabaya menjadi titik masuk wisata yang mudah diakses.
b. Dampak ke Destinasi Wisata Jawa Timur
Beberapa destinasi yang sangat berpotensi terdampak positif:
Malang dan Batu → wisata keluarga, alam, kuliner.
Bromo dan Tengger → wisata alam dan budaya.
Banyuwangi → wisata pantai, blue fire, ekoturisme.
Tuban, Lamongan, Gresik → wisata religi dan sejarah.
Surabaya → wisata kota tua, museum, kuliner ikonik.
Jika pemerintah daerah menyiapkan jalur shuttle, bus wisata, kereta lokal, dan tata kelola transportasi dalam kota, arus wisatawan akan meningkat tanpa menimbulkan kemacetan atau tekanan infrastruktur yang berlebihan.
c. Tantangan: Promosi dan Pengelolaan Destinasi
Daya tarik wisata tidak cukup hanya dengan akses cepat. Pengelolaan destinasi harus memastikan:
- kebersihan dan kenyamanan,
- keamanan wisatawan,
- ketersediaan pemandu lokal,
- digitalisasi informasi (Google Maps, review, pembayaran digital),
- paket wisata terpadu dengan platform nasional dan internasional.
Jika hal ini diatur secara sistematis, pertumbuhan pariwisata akan signifikan dan berkelanjutan.
3. Dampak Terhadap UMKM: Perluasan Akses Pasar dan Peluang Kolaborasi
UMKM adalah tulang punggung ekonomi Jawa Timur. Dari sektor kuliner, batik, kerajinan tangan, pengolahan hasil pertanian dan laut, hingga produk kreatif anak muda—Jawa Timur sangat kaya dan beragam.
Kereta cepat membuka peluang pasar yang lebih luas bagi UMKM, karena pergerakan orang semakin cepat dan sering. Namun, peluang tersebut harus dikelola agar UMKM tidak tersingkir oleh merek atau ritel besar.
a. Stasiun Kereta Cepat sebagai Etalase Produk Lokal
Pemerintah provinsi dapat menetapkan kebijakan kuota ruang dagang 60–70% untuk UMKM di dalam area komersial stasiun. Di sanalah produk lokal dapat diperkenalkan:
- kopi lokal Jawa Timur,
- sambal dan bumbu khas,
- batik pesisir dan tenun,
- makanan ringan dan oleh-oleh,
- kerajinan kayu dan rotan,
- produk fashion dan kreatif anak muda.
Hal ini bukan hanya meningkatkan penjualan, tetapi membangun identitas kultural Jawa Timur.
b. UMKM Harus Disiapkan dari Hulu ke Hilir
Agar mampu memasok pasar yang lebih besar, UMKM harus dibantu:
1. Peningkatan kualitas produk dan kemasan
2. Sertifikasi halal dan izin edar
3. Pelatihan pemasaran digital
4. Digital payment dan sistem kas terpadu
5. Kolaborasi dengan marketplace dan distributor
Dengan pendampingan yang terstruktur, UMKM tidak hanya menumpang pertumbuhan, tetapi menjadi motor ekonomi daerah.
c. Kolaborasi Triple Helix
Penguatan UMKM idealnya melibatkan:
- Pemerintah (regulasi dan fasilitas),
- Perguruan tinggi (pelatihan dan inovasi),
- Swasta (pasar dan pembiayaan).
Kunci keberhasilan adalah kemitraan yang inklusif, bukan dominasi.
4. Strategi Pemerintah Jawa Timur untuk Memaksimalkan Manfaat
Agar manfaat kereta cepat terasa sampai ke masyarakat luas, pemerintah perlu menyiapkan langkah strategis berikut:
Bidang → Strategi Utama
Tata Ruang → Rancang TOD di sekitar stasiun untuk menumbuhkan pusat ekonomi baru
Investasi → Berikan insentif investasi yang terukur dan ramah UMKM
Pariwisata → Buat paket wisata multi-kota dengan transportasi terpadu
UMKM → Beri kuota ruang dagang dan program penguatan kapasitas
Pembiayaan Pastikan manajemen risiko fiskal dan struktur tarif yang adil
Dengan strategi tersebut, kereta cepat bukan hanya menjadi proyek infrastruktur, tetapi penggerak transformasi ekonomi.
Penutup
Kereta Cepat Jakarta–Surabaya bukan sekadar sarana transportasi cepat. Ia adalah simbol perubahan arah pembangunan ekonomi nasional menuju konektivitas tinggi dan pertumbuhan wilayah yang lebih merata.
Bagi Jawa Timur, peluang ini sangat besar:
- investasi meningkat,
- pariwisata tumbuh,
- UMKM naik kelas, dan
- ekonomi daerah bergerak lebih progresif.
Namun manfaat ini hanya dapat terwujud jika pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, dan lembaga pendidikan bersinergi, serta bila kebijakan yang diambil berpihak pada pertumbuhan yang adil dan inklusif.
Kereta cepat dapat menjadi jalan menuju kemajuan, bukan hanya bagi kota besar, tetapi bagi seluruh masyarakat Jawa Timur. (Obasa)
Portal Suara Academia hadir sebagai platform akademis berkualitas dengan artikel ilmiah, diskusi panel, dan ulasan buku oleh Profesional dan Akademisi terkemuka, dengan standar tinggi dan etika yang ketat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar